Tugiyanto mengungkapkan, setiap hari ia membuka lapak sejak pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 17.00 WIB.
Dalam sehari Tugiyanto dapat menjual hingga 100 mangkuk es dan berbagai macam camilan.
"Tadi mulai pukul 09.00-13.00, budhe sudah datang, nanti saya teruskan sampai sore, ya gantian, saya sambil menyiapkan stok kalau kurang," katanya.
Baca juga: Kumaidi Temukan Benda Mirip Rudal di Blora, Bermula Penasaran Cerita Orang Zaman Dulu
Joni Andrian (45) warga Bekasi mengaku sebagai konsumen setia.
Setiap pulang ke Purworejo, dia selalu mampir untuk menikmati kesegaran Dawet Ireng Jembatan Butuh.
Selain rasanya yang segar ia menyebutkan, es dawet di kedai milik Tugiyanto sangat murah yakni hanya Rp 5.000 per mangkuk.
"Saya pulang ini, rumah saudara di Kaligintung ya setiap pulang ya mampir sini," ucapnya.
Baca juga: Peringatan Malam Satu Suro, Warga Kampung Sindurjan Purworejo Gelar Pawai dengan Traktor Sawah
Menurutnya, dawet ireng di Jembatan Butuh ini beda dengan es dawet yang dijual di Jakarta.
"Di Jakarta ada, tetapi rasanya tidak sama, bahan-bahannya mungkin beda. Khususnya gula merahnya, di sini segar banget, saya habis dua mangkuk tadi," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.