Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Nasir
Wartawan

Wartawan Kompas, 1989- 2018

Cikapundung, Bandung dan Jenderal Dudung

Kompas.com - 26/07/2022, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dimoderatori oleh Mayor Jenderal TNI (Purn.) Wuryanto, S.Sos., M.Si, para penanggap dan pembahas buku tersebut mengakui Jenderal Dudung sosok fenomenal, gigih, ulet dalam menggapai cita-cita, dan pantas menjadi contoh anak muda.

Ketika Dudung duduk di kelas satu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Bandung tahun 1983, ia membantu mencari nafkah ibunya dengan menjadi loper koran.

Setiap dini hari, ia mengambil koran di salah satu agen koran di Cikapundung, lalu diantar dengan menggunakan sepeda ontel ke rumah-rumah pelanggan yang sudah menanti.

Kehadiran Dudung yang berperawakan kecil waktu itu dinanti para pelanggan media cetak. Media berbasis internet waktu itu belum ada.

Media cetak harus diantar sepagi mungkin untuk dibaca sebelum pelanggan pergi bekerja. Berita diperlukan untuk pengetahuan harian, menjadi bahan omongan dalam pergaulan dengan kawan, atasan, bahawan, maupun relasi.

Rupanya Dudung tahu itu, koran bukan semata- mata untuk pembungkus. Ada di dalamnya informasi dan pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk kehidupan.

Maka Dudung tidak mau kalah, ia pun membacanya terlebih dulu sebelum koran diantar ke pelanggan. Ia membaca koran Kompas dan Pikiran Rakyat.

Pertama yang ia baca rubrik Tajuk Rencana Harian Kompas, lalu lalu dilanjutkan membaca rubrik-rubrik yang ia suka.

Setelah itu ia mengantar koran ke wilayah permukiman di Gudang Utara di tengah kota Bandung.

Pantesan dia punya wawasan luas dan memiliki wawasan kebangsaan yang berspektrum luas.

Dudung memang pengukir sejarah hidupnya yang kalau diceritakan kembali terasa seperti cerita fiksi. Padahal itu fakta.

Di Kota Bandung yang terkenal dingin itu, dia menjalani hidupnya seperti dalam kehidupan kebanyakan keluarga tidak mampu.

Dudung yang lahir di Bandung, 19 November 1965, juga membantu ibunya dengan berjualan klepon.

Diceritakan dalam buku memoarnya (halaman XXII), suatu pagi Dudung mengantar kue tampah di lingkungan dalam Markas Kodam III/Siliwangi.

“Semua tamtama di pos penjagaan telah mengenalnya dengan baik. Maka ia terbiasa menjunjung tampah penuh kue melewati pos jaga, hanya diiringi suara permisi dan kepala mengangguk. Sayang hari itu ada seorang tamtama baru selesai pendidikan yang berjaga di pos jaga,” tulis dalam memoar itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com