Berbekal ilmu melaut yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang Suku Bajo, mereka bisa melaut menyeberangi pulau-pulau besar dengan hasil pencaharian utama, yakni ikan laut.
Setelah satu setengah jam berkeliling di Desa Bajo Bahari, Laskar Rempah Jawa Timur Dhimas Rudy Hartanto berharap bahwa Suku Bajo bisa tetap lestari di Indonesia.
"Merekalah suku yang mewariskan ilmu-ilmu melaut dan perkapalan dari nenek moyang kita. Ilmu-ilmu perkapalan tersebut bisa diturunkan ke generasi mendatang sehingga bisa melahirkan pelaut-pelaut andal selanjutnya," tukasnya.
Desa Bajo Bahari merupakan salah satu dari titik singgah dari ekspesidi Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 yang digagas Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Baca juga: Suku Bajo, Manusia Pertama yang Beradaptasi Genetik untuk Menyelam
Kegiatan itu merupakan pelayaran menggunakan kapal latih TNI-AL KRI Dewaruci, yang membawa 149 pemuda-pemudi pilihan dari 34 provinsi dengan tujuan untuk napak tilas Jalur Rempah Nusantara.
Bekerja sama dengan TNI-AL, menggunakan KRI Dewaruci para pemuda-pemudi pilihan dari 34 provinsi melakukan perjalanan ke beberapa titik perdagangan rempah Nusantara sejak 1 Juni 2022 sampai 2 Juli 2022.
Pelayaran mencakup enam titik Jalur Rempah yakni Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Neira, serta Kupang. KRI Dewaruci dijadwalkan akan kembali ke Surabaya pada 2 Juli 2022 mendatang.
Baca juga: Perkampungan Suku Bajo Torosiaje Diusulkan Jadi Kawasan Ekosistem Esensial
Jalur rempah Nusantara sebuah jalur budaya yang saat ini sedang diusulkan pemerintah menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO.
Internalisasi jalur rempah yang masif di masyarakat menjadi salah satu kriteria penilaian.
Tak hanya itu, Laskar Rempah juga diberikan materi pengetahuan dan informasi tentang budaya bahari, KRI Dewaruci, astronomi, praktik navigasi, basic training safety oleh TNI AL, serta hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum berlayar.
Pada kesempatan di Ternate, Maluku Utara, Selasa (14/6/2022), Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid menyampaikan bahwa Kemendikbudristek mendukung rencana Pemda Kota Ternate untuk mengembangkan riset mengenai rempah sehingga hasil bumi ini turut menguatkan perekonomian masyarakat.
Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman mengaku, pihaknya begitu bersemangat terlibat dalam kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah.
"Kita ingin mengonversi story telling agar bernilai ekonomi," kata dia.
Ternate sebagai kota jasa, juga dikenal sebagai bagian kekayaan (penghasil) rempah di Nusantara.
Rempah sebagai warisan masa lalu, kini bisa tumbuh menjadi kekuatan bagi UMKM di wilayah kami," tuturnya.
Baca juga: 3 Cara Membuat Teh Rempah Hangat, Minuman Detoks Alami
Ia berharap, melalui kegiatan ini, roda perekenomian daerah Ternate ikut bergerak signifikan. Agenda Muhibah Budaya ini sedianya diluncurkan pada 2021, namun ditunda pelaksanaannya akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan riset dan kajian sejarah, jalur rempah Nusantara mencakup berbagai lintasan jalur budaya dari timur Asia hingga barat Eropa terhubung dengan Benua Amerika, Afrika, dan Australia.
Suatu lintasan peradaban bermacam bentuk, garis lurus, lingkaran, silang, bahkan berbentuk jejaring.
Di Indonesia, wujud jalur perniagaan rempah mencakup banyak hal.
Baca juga: Napak Tilas Jalur Rempah Nusantara di Surabaya
Tidak hanya berdiri di satu titik penghasil rempah, namun juga mencakup berbagai titik budaya yang bisa dijumpai di Indonesia dan membentuk suatu lintasan peradaban yang berkelanjutan.
SUMBER: Indonesia.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.