SEMARANG, KOMPAS.com - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk bakal membangun riset center dan museum jamu di kawasan pabrik Sido Muncul, Semarang, Jawa Tengah.
Proyek senilai ratusan miliar rupiah itu bertujuan meneliti keanekaragaman hayati di Indonesia yang kaya akan rempah-rempah, dan mengedukasi generasi muda tentang sejarah jamu.
Rencananya, pembangunan proyek di atas tanah seluas 5 hektar ini ditargetkan akan rampung pada 2023.
Baca juga: Punya Bisnis Model Kuat dan Jangkauan Luas, Unilever dan Sido Muncul Bergabung dengan GudangAda
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, ide membangun museum dan pusat penelitian atau research center ini tercetus sejak 10 tahun silam.
"Tapi karena suatu hal kemudian dibatalkan. Baru sekarang terlaksana. Awalnya waktu ulang tahun Sido Muncul ke-70 11 November kemarin. Karena desainnya berubah-ubah dan banyak ide akhirnya mundur," kata Irwan usai acara syukuran rencana pembangunan riset center dan museum jamu, Sabtu (18/12/2021).
Menurutnya, tujuan pembangunan research center yakni membudidayakan tanaman herbal seperti rempah-rempah supaya dapat menghasilkan bibit yang unggul.
"Riset tentang tanaman herbal seperti benih jahe, temulawak perlu diriset disilang-silang untuk dapat bibit unggul. Karena kami ingin supaya rempah-rempah dibudidayakan agar ketemu bibit unggul," ujarnya.
Pihaknya melibatkan para peneliti dan berkokaborasi dengan perguruan tinggi atau lembaga swadaya masyarakat untuk mengembangkan ide tersebut.
"Perlu kerja sama dengan perguruan tinggi, para peneliti untuk mengembangkan tanaman renpah supaya jadi satu komoditi ekspor," ucapnya.
Baca juga: Sambut HUT ke-12 RSUD Suradadi, Sido Muncul Fasilitasi Operasi Bibir Sumbing 30 Orang
Sedangkan tujuan dibangunnya museum yakni untuk mengenalkan kepada generasi muda tentang sejarah jamu yang pertama kali di Semarang.
"Sejarah jamu yang pertama saya kenal jamu Nyonya Item tahun 1825 di Semarang. Kami sedang mencari bahan-bahan untuk museum jamu. Supaya generasi milenial bisa kesini untuk mengenal jamu yang punya sejarah panjang di Indonesia," ungkapnya.
Di samping itu, adanya research center dan museum jamu ini juga dapat menambah daya tarik wisata di Semarang, Jawa Tengah.
Nantinya, pusat penelitian dan museum jamu tersebut akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas lain.
Di antaranya kebun binatang atau tempat konservasi hewan, tempat belanja, food court, tempat bermain anak, dan tempat pertemuan.
"Tempat ini menjadi wisata edukasi. Sebelum pandemi yang datang ada sekitar 8.000 orang. Harapannya supaya bisa 40.000 orang," ucapnya.
Baca juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru, Sido Muncul Salurkan Produk Senilai Rp 210 Juta