Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliki Populasi Sapi Terbesar di Jateng, Blora Genjot Vaksinasi PMK

Kompas.com - 06/07/2022, 09:30 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Khairina

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat.

Sebab, wilayah yang terkenal dengan hutan jatinya ini mempunyai jumlah sapi sekitar 275.741 ekor atau salah satu populasi penghasil sapi terbesar di Jawa Tengah.

Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati dalam rapat paripurna pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2021, Senin (4/7/2022) lalu di kantor DPRD, mengatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk menghadapi wabah PMK.

Baca juga: H-5 Idul Adha, Pasar Hewan di Blora Masih Ditutup

Perempuan yang akrab disapa Etik itu menjelaskan pada tahap pertama telah tersedia 11.000 vaksin dan saat ini sedang dalam proses pendistribusian kepada hewan ternak sapi.

"Untuk mencegah makin meluasnya wabah PMK ini, untuk tahap kedua akan disediakan 14.000 vaksin PMK, sehingga diharapkan herd imunity bisa tercapai," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (Kabid Keswan DP4) Kabupaten Blora, Tejo Yuwono menyebut sampai saat ini lebih dari 1.000 ekor sapi telah divaksin.

"Sasaran vaksin utamanya sapi sehat, kemudian yang induk atau anak. Kalau bunting juga kita vaksin, kalau misal peternak sapinya bunting muda enggak berani risiko ya kita tidak paksakan," ucap Tejo saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (5/7/2022).

Baca juga: Pasutri Anggota Polres Blora Janji Kembalikan Uang Korupsi Rp 3 M, Berharap Dapat Pengurangan Hukuman

Pria yang berprofesi sebagai dokter hewan itu menjelaskan, jelang Idul Adha ini, percepatan vaksinasi PMK terus digenjot.

Sebanyak 30 tim atau 90 orang telah diterjunkan ke 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Blora untuk percepatan vaksinasi PMK.

"Kalau target sebenarnya satu tim 100 ekor," ujar lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada tersebut.

Pihaknya juga tidak menutup diri apabila ada pihak-pihak lain seperti penyuluh, sukarelawan ataupun mahasiswa KKN yang ingin membantu mengentaskan wabah PMK yang kian merebak.

Eks Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) itu tak henti-hentinya mengingatkan kepada para peternak untuk tidak cemas dengan penyebaran wabah PMK.

"Masyarakat tidak harus takut karena penyakit ini tidak mematikan, yang mematikan itu sebenarnya PMK menyerang mulut dan kuku, jadi hewan ternak tersebut cenderung enggak mau makan, nah ini harus kita loloh (paksa makan) biar enggak lambungnya kosong, harapannya tidak sampai kembung," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com