Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selesai Baca Buku Motivasi Diri, Aditya Dirikan Kedai Kopi

Kompas.com - 17/06/2022, 10:23 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Banyak kedai kopi bernuansa klasik yang tersebar di Kota Semarang. Namun, ada satu mini coffee shop klasik yang memiliki filosofi unik.

Hujan baru saja reda malam itu. Muda-mudi mulai berdatangan menyambangi kedai kopi sederhana di seberang Pasar Ngaliyan, Kota Semarang. Pygmy Owl Coffee, begitu kedai kopi itu disebut.

Konon, kedai kopi kecil berukuran 3x7 meter ini terlahir lantaran pemilik Pygmy Owl Coffee, Aditya Aji Pamungkas telah selesai membaca sejumlah buku.

Baca juga: Satpol PP Padang Grebek Tempat Pijat Plus-plus Berkedok Kedai Kopi, 3 Perempuan Diamankan

Buku-buku terebut diantaranya Rich Dad Poor Dad, Start with Why, The Art of War, Purple Cow, Blink, Outliers, Filosofi Teras, Atomic Habit, dan Who Moved My Cheese.

Menurut Aditya, sapaan akrabnya, buku-buku self improvement tersebut telah memberi banyak perspektif dan kekuatan pada dirinya.

“Buku Rich Dad Poor Dad, menjelaskan bagaimana uang bekerja buat kita, bukan kita yang bekerja buat uang. Apalagi anak muda, bukan lagi saatnya untuk berfoya-foya, tapi bagaimana bisa berinvestasi buat masa depan. Dari situlah saya ingin berwirausaha,” jelas Aditya kepada Kompas.com belum lama ini.

Mahasiswa semester 6 itu menuturkan, selain itu buku Rich Dad Poor Dad, ada buku berjudul Start with Why yang sangat berpengaruh untuk kehidupannya.

Menurut dia, buku tersebut dapat menyadarkan pembaca bahwa langkah hidup manusia berangkat dari kata “why” atau mengapa.

"Jadi kita akan tahu mau melangkah ke mana ke depan. Itu menjadi motivasi saya untuk mendirikan kedai ini," ucap Aditya.

Baca juga: Kedai Kopi di Batam Digerebek Polisi, Bandar hingga Pemain Judi Online Ditangkap

Tak heran, bagian depan kedai kopi terdapat rak kecil menggantung di dinding yang penuh tumpukan buku. Dengan itu, pengunjung bebas untuk meminjam dan membaca buku di tempat.

Di samping memiliki filosofi yang unik, Pygmy Owl Coffe juga menawarkan kenyamanan dan kesan homey.

Papan bundar bertuliskan “Pygmy Owl Coffee” di pinggir jalan raya Prof. Dr Hamka ini dirambati oleh tanaman hijau dan akar gantung dikelilingnya. Ketika malam datang, lampu hias yang tergantung menerangi pengunjung yang duduk di teras kedai.

Aditya menuturkan, nama Pygmy Owl Coffee diambil dari nama burung, “Owl”. Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, Pygmy Owl Coffee adalah burung hantu kerdil.

Baca juga: Diduga Tabung Gas Bocor, Sebuah Kedai Kopi di Karimun Ludes Terbakar, Satu Karyawan Terluka

"Sesuai dengan ukuran kedai kopi ini. Walaupun burung hantu itu kerdil, ia mampu terbang tinggi dengan kecerdasan yang dimiliki. Begitu halnya kafe ini, walaupun kecil tapi semoga namanya bisa tinggi mengudara,” tutur Aditya.

Sementara itu, seluruh perabot dan pernak-pernik kafe terbuat dari kayu. Hal itu, imbuh Aditya, menjadi salah satu keunikan kedai miliknya.

Lebih jelas Aditya menuturkan, kedai yang beroperasi pada pukul 12.00 hingga 00.00 WIB ini menyediakan berbagai jenis kopi dari Jawa Barat, Aceh, Flores, bahkan Sulawesi Barat. Sehingga, pengungjung dapat bebas memilih sesuai selera.

"Karena target pasar kami anak-anak muda, harga yang kami pasang kisaran Rp 10.000 hingga Rp 25.000," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com