Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekayaaan Tersembunyi Pulau Batanta Raja Ampat Papua, dari Puing Pesawat Tempur hingga Anggrek Liar

Kompas.com - 23/04/2022, 13:19 WIB
Rachmawati

Editor

 

Hutan mangrove dan air terjun

Batanta juga memiliki ekosistem rawa mangrove seluas sekitar 3 hektare. Di antara ratusan tanamannya terdapat puluhan batang pohon sangat besar yang diperkirakan berusia ratusan tahun.

Akar-akarnya berukuran sangat besar berdiameter 20-30 sentimeter dan keluar dari batang pohon, mencengkeram permukaan lahan lumpur basah.

Lengkungan akar pada titik teratas bahkan melewati postur tubuh manusia dewasa.

Pemandangan seperti ini sangat jarang ditemui pada ekosistem hutan mangrove sejenis di tanah air.

Baca juga: BKSDA Papua Barat Gagalkan Penyelundupan 81 Ekor Burung Dilindungi, Ada Cenderawasih dan Kakatua

Setidaknya terdapat dua jalur anak sungai di timur dan barat pulau untuk masuk ke ekosistem mangrove unik ini.

Kawasan hutan mangrove yang berada di tengah pulau ini menjadi pintu masuk menuju sebuah kawasan air terjun cantik setinggi 10 meter yang menjadi favorit pengunjung.

Namanya adalah air terjun Warinka Bom atau dalam bahasa setempat berarti air yang tak kunjung habis.

Sumber air terjun berasal dari mata air di puncak tertinggi pulau.

Perjalanan menuju air terjun diawali dari dermaga kecil di tepian anak sungai Batanta yang membelah hutan mangrove.

Baca juga: Batal Ikut SEA Games Vietnam, Ini Curahan Hati Sutjiati Narendra, Atlet Lampung Peraih Emas PON Papua

Pengunjung dapat berjalan kaki melewati jembatan kayu sepanjang 100 meter di antara hutan mangrove serta hutan hujan dengan ribuan pohon yang tumbuh rapat ibarat payung menutupi kita dari terpaan sinar mentari yang kesulitan menembusnya.

Bila beruntung, pengunjung dapat bertemu burung ikon Papua, cenderawasih aneka jenis yang terbang bebas di dalam hutan.

Medan menuju air terjun cukup terjal. Pengunjung harus berpegangan pada akar pohon dan tali tambang serta merayapi tepian tebing atau menyusuri tepi sungai kecil berair jernih untuk menyingkat waktu.

Setelah menghabiskan satu jam berjalan kaki, pengunjung akan sampai di air terjun.

Baca juga: Mengenal Suku Korowai di Papua Selatan, Hidup di Pohon, Menjunjung Tinggi Hak Ulayat

Rumah bagi puluhan angrek liar

Wisatawan menikmati keindahan Pulau Piaynemu Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Senin (16/5/2016). Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan empat pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari 610 pulau eksotis tersebut hanya 35 pulau yang memiliki nama. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Wisatawan menikmati keindahan Pulau Piaynemu Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Senin (16/5/2016). Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan empat pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari 610 pulau eksotis tersebut hanya 35 pulau yang memiliki nama.
Pulau Batanta juga menjadi rumah puluhan anggrek liar.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat menemukan 90 jenis anggrek.

Sebagian belum diketahui nama spesiesnya dan masih dalam proses identifikasi dari penelitian yang digelar sejak Maret 2022.

Salah satu temuannya adalah anggrek Dendrobium cuneatum.

Baca juga: Pemprov Papua Audiensi dengan Kementerian KP, Perda RZWP3K Papua Disetujui

Peneliti BRIN, Destario Metusala menjelaskan anggrek berbunga mini berwarna kehijauan ini sebelumnya hanya ditemukan di region Sulawesi dan Maluku saja.

"Temuan spesies ini di Pulau Batanta (region Papua) akan menambah informasi terkait jangkauan distribusi alaminya yang ternyata melewati zona Wallacea dan mencapai zona biogeografi Australasia," jelasnya seperti dikutip dari siaran pers BRIN belum lama ini.

Selain itu peneliti juga menemukan anggrek akar Taeniophyllum torricellense yang sebelumnya hanya ditemukan di dua lokasi, yaitu Pulau San Cristobal di Kepulauan Solomon dan Pegunungan Torricelli, Papua Nugini.

Baca juga: Potret Kesederhanaan Kampung Favenembu di Perbatasan Indonesia dan Papua Nugini

Tim juga menemukan anggrek epifit Dendrobium incumbens yang sebelumnya hanya tercatat berasal dari dua titik lokasi di Papua Nugini, yaitu Distrik Sepik dan Morobe.

Lokasi-lokasi yang disebutkan tadi berjarak sangat jauh dengan Pulau Batanta di Papua Barat.

Para peneliti juga berhasil mengungkap temuan menarik bahwa ada upaya pemanfaatan lebih dari 100 jenis tumbuhan oleh masyarakat adat setempat untuk berbagai keperluan.

Tumbuhan-tumbuhan ini dipakai untuk berbagai keperluan, mulai dari obat-obatan, pangan lokal, pakaian, upacara tradisional, kerajinan, perlengkapan rumah, bangunan, hingga material untuk membuat perahu,” kata Reza Saputra, peneliti BBKSDA Papua Barat.

Baca juga: 3 Hal Di Indonesia yang Disorot oleh Laporan HAM AS, PeduliLindungi hingga Konflik Papua

Masyarakat Batanta memanfaatkan tanaman wil-gelfun (Coscinium fenestratum) yang banyak tumbuh liar di hutan sebagai obat tradisional herbal untuk penyakit malaria, sakit mata, gangguan pencernaan, serta badan letih.

Ada juga tumbuhan teliih (Terminalia catappa) yang banyak tumbuh liar di pesisir yang digunakan untuk mengobati luka terbuka, gangguan pencernaan, hingga diare.

SUMBER: Indonesia.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com