LAMPUNG, KOMPAS.com - Kurangnya dukungan terhadap para atlet di daerah menjadi benang merah curahan hati Sutjiati Kelanaritma Narendra (18), seorang gadis yang menjadi atlet senam ritmik asal Lampung.
Atlet peraih dua emas dan satu perak di PON XX Papua itu sempat mencurahkan isi hatinya terkait kebatalannya berangkat ke SEA Games Vietnam.
Sutji, panggilan akrabnya, juga menceritakan tentang bonus dari pemerintah daerah yang belum cair hingga sekarang, padahal bonus ini hendak dipakai untuk membiayai akomodasinya mengikuti sejumlah kejuaraan.
Baca juga: Bonus Sutjiati Narendra Atlet Peraih 2 Emas di PON Papua Belum Cair, Wagub Lampung: Sing Sabar...
Curahan hati itu dijabarkannya dalam surat terbuka yang kemudian diunggah di akun Instagram pribadinya, @sutji.ritma pada pekan lalu.
Saat dihubungi melalui WhatsApp, Sutji membenarkan isi surat terbuka tersebut bercerita tentang masalah yang sedang dialaminya sekarang.
"Cerita saya adalah salah satu contoh dari banyak atlet di Indonesia yang bernasib sama, bagaimana persiapan menit terakhir akan sangat mempengaruhi kinerja dan karir kami," kata Sutji mengutip surat terbuka yang telah dia unggah itu, Selasa (19/4/2022) malam.
Baca juga: Cerita Sutjiati Narendra, Atlet Peraih 2 Emas di PON Papua, Pilih Lepas Timnas AS demi Indonesia
Gadis blasteran Indonesia - Amerika ini mengungkapkan, dia pindah ke Indonesia dikala torehan prestasinya di Timnas Junior Amerika sedang mentereng.
Mimpinya untuk membela Indonesia di kancah internasional menjadi salah satu faktor dia memilih Indonesia dibanding Amerika.
Namun, pasca meraih emas di PON Papua, mimpi itu terpaksa dikuburnya dalam-dalam. Pemerintah pusat membatalkan keberangkatannya mengikuti SEA Games Vietnam meski sudah dijanjikan.
"Ketika saya meraih dua emas dan satu perak di PON XX Papua tahun lalu saya diberitahu bahwa saya akan didukung untuk mempersiapkan pertandingan di ajang Olimpiade," kata Sutji.
Menurutnya, euforia peraihan medali di PON Papua itu perlahan memudar dan tidak lagi diperhatikan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
"Pelatih saya dan saya bahkan disuruh mencari sponsor untuk kami sendiri," kata Sutji.
Biaya yang diperlukan mencapai Rp 100 juta-an untuk dia dan pelatihnya.
Sutji pun mengatakan, rencananya dia mau memakai biaya pribadi dengan mengandalkan bonus dari PON tahun lalu.
"Harus ikut beberapa pertandingan di luar SEA Games ini, mau pakai bonus tahun kemarin rencananya," kata Sutji.