Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekayaaan Tersembunyi Pulau Batanta Raja Ampat Papua, dari Puing Pesawat Tempur hingga Anggrek Liar

Kompas.com - 23/04/2022, 13:19 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pulau Batanta menyimpan banyak objek menarik mulai hutan pohon mangrove yang telah berusia ratusan tahun, air terjun Warinka Bom, situs sejarah bawah laut berupa puing pesawat tempur era Perang Dunia Kedua hingga puluhan spesies anggrek liar.

Pulau cantik ini berada di Raja Ampat, sepotong surga memukau di Provinsi Papua Barat. Raja Ampat memiliki empat pulau besar seperti Misool, Waigeo, Salawati dan Batanta.

Setiap pulau memiliki keindahan yang berbeda.

Pulau Batanta sendiri berjarak sekitar 34 kilometer dari Sorong atau sekitar satu jam perjalanan laut menggunakan speedboat.

Baca juga: Kunjungi Sanggar Baca di Perbatasan RI-PNG, Wakapolda Papua Ajak Anak-anak Semangat Belajar

Dengan luas 60 kilometer persegi, pulau ini memiliki ekosistem alami mulai dari pantai, hutan hujan tropis dengan pohon-pohon besar tumbuh rapat menjulang tinggi.

Pantainya berpasir putih halus dan air lautnya biru jernih. Barisan terumbu karang di perairan dangkal sedalam 40 sentimeter akan langsung menyambut siapa saja yang berkunjung ke tempat ini.

Spot ini ada tempat terbaik untuk mereka yang menggemari olahraga menyelam. Tak hanya terumbu karang serta jutaan ikan hiasa aneka warna.

Wisatawan yang menyelam bisa melihat situs bersejarah peninggalan Perang Dunia II di kawasaan Pasifik yakni bangkai-bangkai pesawat tempur asing yang tenggelam di bawah laut Batanta.

Baca juga: Sosok Patricia Mokay, Dirikan Papua Foundation dan Dampingi Anak-anak Panti Asuhan di Papua

Pada beberapa titik perairan yang menjorok satu kilometer dari bibir, dimanfaatkan warga sekitar untuk budi daya kerang mutiara.

Walaupun cukup luas, pulau itu hanya dihuni 300 penduduk dari suku Marandan Weser dan Yarweser yang bermukim di Wayman, Yenanas, dan Wailebet.

 

Hutan mangrove dan air terjun

Keindahan pasir timbul Urun, Kampung Yansawai, Pulau Batanta, di kawasan Raja Ampat. Ketika air pasang daratan ini akan menjadi pulau tersendiri, sedangkan saat surut ia akan terlihat panjang menyatu dengan Pulau Batanta. KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Keindahan pasir timbul Urun, Kampung Yansawai, Pulau Batanta, di kawasan Raja Ampat. Ketika air pasang daratan ini akan menjadi pulau tersendiri, sedangkan saat surut ia akan terlihat panjang menyatu dengan Pulau Batanta.
Batanta juga memiliki ekosistem rawa mangrove seluas sekitar 3 hektare. Di antara ratusan tanamannya terdapat puluhan batang pohon sangat besar yang diperkirakan berusia ratusan tahun.

Akar-akarnya berukuran sangat besar berdiameter 20-30 sentimeter dan keluar dari batang pohon, mencengkeram permukaan lahan lumpur basah.

Lengkungan akar pada titik teratas bahkan melewati postur tubuh manusia dewasa.

Pemandangan seperti ini sangat jarang ditemui pada ekosistem hutan mangrove sejenis di tanah air.

Baca juga: BKSDA Papua Barat Gagalkan Penyelundupan 81 Ekor Burung Dilindungi, Ada Cenderawasih dan Kakatua

Setidaknya terdapat dua jalur anak sungai di timur dan barat pulau untuk masuk ke ekosistem mangrove unik ini.

Kawasan hutan mangrove yang berada di tengah pulau ini menjadi pintu masuk menuju sebuah kawasan air terjun cantik setinggi 10 meter yang menjadi favorit pengunjung.

Namanya adalah air terjun Warinka Bom atau dalam bahasa setempat berarti air yang tak kunjung habis.

Sumber air terjun berasal dari mata air di puncak tertinggi pulau.

Perjalanan menuju air terjun diawali dari dermaga kecil di tepian anak sungai Batanta yang membelah hutan mangrove.

Baca juga: Batal Ikut SEA Games Vietnam, Ini Curahan Hati Sutjiati Narendra, Atlet Lampung Peraih Emas PON Papua

Pengunjung dapat berjalan kaki melewati jembatan kayu sepanjang 100 meter di antara hutan mangrove serta hutan hujan dengan ribuan pohon yang tumbuh rapat ibarat payung menutupi kita dari terpaan sinar mentari yang kesulitan menembusnya.

Bila beruntung, pengunjung dapat bertemu burung ikon Papua, cenderawasih aneka jenis yang terbang bebas di dalam hutan.

Medan menuju air terjun cukup terjal. Pengunjung harus berpegangan pada akar pohon dan tali tambang serta merayapi tepian tebing atau menyusuri tepi sungai kecil berair jernih untuk menyingkat waktu.

Setelah menghabiskan satu jam berjalan kaki, pengunjung akan sampai di air terjun.

Baca juga: Mengenal Suku Korowai di Papua Selatan, Hidup di Pohon, Menjunjung Tinggi Hak Ulayat

Rumah bagi puluhan angrek liar

Wisatawan menikmati keindahan Pulau Piaynemu Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Senin (16/5/2016). Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan empat pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari 610 pulau eksotis tersebut hanya 35 pulau yang memiliki nama. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Wisatawan menikmati keindahan Pulau Piaynemu Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Senin (16/5/2016). Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan empat pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari 610 pulau eksotis tersebut hanya 35 pulau yang memiliki nama.
Pulau Batanta juga menjadi rumah puluhan anggrek liar.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat menemukan 90 jenis anggrek.

Sebagian belum diketahui nama spesiesnya dan masih dalam proses identifikasi dari penelitian yang digelar sejak Maret 2022.

Salah satu temuannya adalah anggrek Dendrobium cuneatum.

Baca juga: Pemprov Papua Audiensi dengan Kementerian KP, Perda RZWP3K Papua Disetujui

Peneliti BRIN, Destario Metusala menjelaskan anggrek berbunga mini berwarna kehijauan ini sebelumnya hanya ditemukan di region Sulawesi dan Maluku saja.

"Temuan spesies ini di Pulau Batanta (region Papua) akan menambah informasi terkait jangkauan distribusi alaminya yang ternyata melewati zona Wallacea dan mencapai zona biogeografi Australasia," jelasnya seperti dikutip dari siaran pers BRIN belum lama ini.

Selain itu peneliti juga menemukan anggrek akar Taeniophyllum torricellense yang sebelumnya hanya ditemukan di dua lokasi, yaitu Pulau San Cristobal di Kepulauan Solomon dan Pegunungan Torricelli, Papua Nugini.

Baca juga: Potret Kesederhanaan Kampung Favenembu di Perbatasan Indonesia dan Papua Nugini

Tim juga menemukan anggrek epifit Dendrobium incumbens yang sebelumnya hanya tercatat berasal dari dua titik lokasi di Papua Nugini, yaitu Distrik Sepik dan Morobe.

Lokasi-lokasi yang disebutkan tadi berjarak sangat jauh dengan Pulau Batanta di Papua Barat.

Para peneliti juga berhasil mengungkap temuan menarik bahwa ada upaya pemanfaatan lebih dari 100 jenis tumbuhan oleh masyarakat adat setempat untuk berbagai keperluan.

Tumbuhan-tumbuhan ini dipakai untuk berbagai keperluan, mulai dari obat-obatan, pangan lokal, pakaian, upacara tradisional, kerajinan, perlengkapan rumah, bangunan, hingga material untuk membuat perahu,” kata Reza Saputra, peneliti BBKSDA Papua Barat.

Baca juga: 3 Hal Di Indonesia yang Disorot oleh Laporan HAM AS, PeduliLindungi hingga Konflik Papua

Masyarakat Batanta memanfaatkan tanaman wil-gelfun (Coscinium fenestratum) yang banyak tumbuh liar di hutan sebagai obat tradisional herbal untuk penyakit malaria, sakit mata, gangguan pencernaan, serta badan letih.

Ada juga tumbuhan teliih (Terminalia catappa) yang banyak tumbuh liar di pesisir yang digunakan untuk mengobati luka terbuka, gangguan pencernaan, hingga diare.

SUMBER: Indonesia.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com