Selain itu, lanjut Yunus, pembangunan itu sengaja dibangun untuk menghilangkan etnis Helong yang ada di Kota Kupang.
“Jangan rampas kehidupan kami di Kelurahan Kolhua, karena lahan kami merupakan lahan produktif yang selama ini menghidupi kami,” tuturnya.
Ia bersama warga lain mengaku, sampai kapan pun, warga yang bermukim di sekitar area yang direncanakan untuk Bendungan Kolhua tetap menolak.
Baca juga: Mabuk Minuman Beralkohol, Sekelompok Pemuda di Kupang Jarah Uang dan Rusak Kios
Lurah Kolhua Silvester Hello mengatakan, ada 136 kepala keluarga yang diundang mengikuti sosialisasi di aula El Tari Kupang.
"Namun ada 37 kepala keluarga yang menolak dan kami hargai aspirasi mereka. Saya sangat hati-hati tentang bendungan. Saya ikuti aspirasi warga dan tugas saya sebagai ASN adalah sebagai pelayan yang akan menyampaikan perintah pimpinan," kata Silvester.
Camat Maulafa Matius Antonius Bambang da Costa menegaskan, sosialisasi tidak bersifat final. Menurutnya, lurah hanya menghimpun masyarakat dan mengundang karena kebijakan pemerintah memperhatikan masyarakat.
Baca juga: IRT di Kupang Terkejut Lihat Video Mesum Suami dengan Wanita Lain, lalu Lapor Polisi
Matius menilai, wajar ada pihak yang menolak dan menghargai pemilik lahan untuk tidak menghadiri undangan. Menurutnya, warga yang menolak sudah bersurat ke presiden.
"Pemerintah hadir untuk masyarakat. Camat dan lurah hanya memfasilitasi jadi keputusan tergantung pada pemerintah. Kami ikuti dinamika yang ada dan tidak ada pemaksaan," ujar Matius.
Matius berjanji akan mengundang kembali puluhan kepala keluarga yang menolak hadir untuk menyampaikan hasil sosialisasi pembangunan Bendungan Kolhua.