Di balik pengelolaannya, Museum Ranggawarsita juga menggandeng anak-anak muda untuk menyuarakan asyiknya belajar sejarah di Museum Ranggawarsita.
Karena, imbuh Lestari, kalangan masyarakat masih sering mengacuhkan sejarah. Padahal, banyak hal penting yang perlu diketahui. Dengan alasan tersebut, pihak museum membuat semacam komunitas bernama Bala Museum.
Lestari mengungkapkan bahwa anggota Bala Museum terhimpun dari beberapa mahasiswa di sekitar Semarang, juga para finalis Duta Museum Ranggawarsita.
"Jadi kebanyakan dari mereka memang bertalenta, serta tertarik dengan sejarah dan museum," ucap perempuan berhijab itu.
Adanya Bala Museum, tambah Lestari, dapat membantu mengenalkan Museum Ranggawarsita kepada masyarakat umum. Terlebih, anak muda zaman sekarang dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menebarkan kebaikan.
Sayangnya, kegiatan Bala Museum juga sempat terhenti selama pandemi. Selain itu, beberapa anggotanya sudah kembali ke kampung halaman, bahkan bekerja di luar kota.
Baca juga: Patung Lilin Vladimir Putin di Museum Grevin Perancis Digudangkan
"Untuk grupnya masih ada, hanya saja memang susah untuk dikumpulkan kembali. Karena mereka sudah memiliki kehidupan sendiri-sendiri," terangnya.
Sementara itu, Lestari tetap berharap, adanya penyebaran informasi melalui sosial media, masyarakat dapat tertarik untuk berkunjung dan belajar sejarah di Museum Ranggawarsita.
"Lantas masyarakat yang datang kesini, mereka dapat impresi yang baik dari museum ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.