Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Wajah Baru Museum Ranggawarsita, Dua Tahun Vakum Selama Covid-19

Kompas.com - 08/03/2022, 16:09 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Banyak situs sejarah di Kota Semarang yang hampir mati karena pandemi Covid-19. Salah satunya Museum Ranggawarsita yang bertempat di dekat bundaran Kalibanteng, Semarang.

Selama pandemi, museum ini menutup seluruh kegiatan dan operasionalnya. Bukan tanpa alasan, Museum Ranggawarsita memanfaatkan keadaan ini untuk merenovasi gedung dan memperbaiki tampilan.

Ketika berkunjung ke Museum Ranggawarsita, Anda akan bertemu tampilan-tampilan menarik di setiap gedung.

Baca juga: Mengunjungi Museum Mandala Bhakti, Hampir Terbengkalai di Tengah Pusat Kota Semarang

Dalam sejarahnya, pada tahun 1975, museum ini mulai dirintis oleh proyek rehabilitasi dan permuseuman. Namun, baru diresmikan sebagai Museum Provinsi Jawa Tengah pada 5 Juli 1989.

Halaman gedungnya terbentang luas. Pohon beringin yang rindang membuat parkiran motor terasa sejuk. Di seberang gedung, terlihat 3 bus tingkat Wisata Semarang parkir berjejeran. Sepi, hanya beberapa orang berlalu lalang di sekitar gedung.

Museum dengan luas hampir 2,5 hektare ini memiliki 4 gedung pameran. Pada Gedung A, pengunjung dapat melihat peninggalan-peninggalan zaman batu. Ruangan yang dulunya gelap, kini telah dipenuhi lampu-lampu yang gemerlap.

Sementara itu, dibangun pula 2 goa di gedung A. Walaupun besarnya tidak seberapa, ketika masuk ke goa, pengunjung bisa merasakan vibes suara gema dari goa.

Berpindah ke Gedung B, disana menyimpan koleksi yang berkaitan dengan masuknya Islam dan masa kolonial. Berbeda dengan Gedung C, disana pengunjung dapat melihat sejarah perjuangan bangsa.

Sementara itu, di Gedung D memamerkan kesenian Jawa seperti wayang, barongan, kuda lumping, dan masih banyak lagi. Saat ini, seluruh ruangan dihiasi lampu-lampu warna di pojok ruang.

Baca juga: Semarang Contemporary Art Gallery, Museum Modern di Kota Lama Semarang yang Tak Boleh Dilewatkan

Menurut pemandu Museum Ranggawarsita, Tri Lestari Budi Rahayu, lampu-lampu tersebut dipasang untuk merubah suasana museum agar tidak terlalu sepi dan lebih berwarna.

"Dengan itu, pengunjung bisa nyaman melihat koleksi-koleksi dan lebih tertarik menyimak tulisan keterangannya," terangnya kepada Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Di samping itu, Museum Ranggawarsita juga menyediakan gedung pertunjukan. Gedung yang satu ini memang dikhususkan untuk penyelenggaraan kegiatan besar. Biasanya, digunakan untuk pertemuan acara, kunjungan pelajar, hingga festival Museum Ranggawarsita.

Tidak hanya itu, terdapat pula ruang khusus untuk koleksi emas. Menariknya, di dekat pintu keluar Gedung D, ada juga ruang teater 3 dimensi. Di sana, pengunjung bisa menikmati film pendek sejarah yang sudah sudah disiapkan.

Salah satu barang baru yang diunggulkan Museum Ranggawarsita adalah KiosK. Dengan alat ini, sebelum masuk museum, pengunjung dapat melihat denah gedung, virtual tour, koleksi museum, serta game yang berkaitan dengan museum.

"Pengunjung juga dapat mengakses fasilitas digital seperti ini di web kami. Hanya saja tidak ada game-nya," tutur Lestari.

Baca juga: Museum Kota Lama Semarang Dibuka 5 Maret 2022, Reservasi Pengunjung via Aplikasi Lunpia

Gandeng anak muda

Di balik pengelolaannya, Museum Ranggawarsita juga menggandeng anak-anak muda untuk menyuarakan asyiknya belajar sejarah di Museum Ranggawarsita.

Karena, imbuh Lestari, kalangan masyarakat masih sering mengacuhkan sejarah. Padahal, banyak hal penting yang perlu diketahui. Dengan alasan tersebut, pihak museum membuat semacam komunitas bernama Bala Museum.

Lestari mengungkapkan bahwa anggota Bala Museum terhimpun dari beberapa mahasiswa di sekitar Semarang, juga para finalis Duta Museum Ranggawarsita.

"Jadi kebanyakan dari mereka memang bertalenta, serta tertarik dengan sejarah dan museum," ucap perempuan berhijab itu.

Adanya Bala Museum, tambah Lestari, dapat membantu mengenalkan Museum Ranggawarsita kepada masyarakat umum. Terlebih, anak muda zaman sekarang dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menebarkan kebaikan.

Sayangnya, kegiatan Bala Museum juga sempat terhenti selama pandemi. Selain itu, beberapa anggotanya sudah kembali ke kampung halaman, bahkan bekerja di luar kota.

Baca juga: Patung Lilin Vladimir Putin di Museum Grevin Perancis Digudangkan

"Untuk grupnya masih ada, hanya saja memang susah untuk dikumpulkan kembali. Karena mereka sudah memiliki kehidupan sendiri-sendiri," terangnya.

Sementara itu, Lestari tetap berharap, adanya penyebaran informasi melalui sosial media, masyarakat dapat tertarik untuk berkunjung dan belajar sejarah di Museum Ranggawarsita.

"Lantas masyarakat yang datang kesini, mereka dapat impresi yang baik dari museum ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Regional
Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com