Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Pedalaman NTT Swadaya Bangun Kantor Desa, Bayar Rp 250.000 Per Keluarga

Kompas.com - 31/01/2022, 12:26 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

"Saya pikir begini, dari kantor desa lama yang sudah buruk inilah masyarakat mendapatkan banyak bantuan, sehingga apa salahnya jika kita ubah kantor ini jadi lebih baik. Sehingga per kepala keluarga itu Rp 250.000 dan itu pun dicicil hingga lima sampai enam kali," ungkapnya.

Khusus bahan-bahan bangunan non lokal seperti beton, paku, seng dan semen itu dibeli atas swadaya masyarakat. 

Bahkan taman untuk spot foto pun dibangun sendiri oleh Jidro, bermodalkan pengalamannya saat merantau di Bali dulu.

"Ini murni swadaya, tidak pakai tukang dari luar bahkan gedung ini pun dikerjakan tidak pakai gambar. Ketika kita sudah mulai bekerja, ada saja ide positif yang dimasukkan oleh masyarakat, ini kalau menurut orang arsitek ya tidak percaya tapi ini yang terjadi," kata dia.

Baca juga: Bertugas Awasi Proyek, ASN di Kupang Justru Jadi Mafia, Diduga Terima Suap Miliaran Rupiah

Terkumpul Rp 70 juta

Total anggaran untuk bangunan yang dikumpulkan masyarakat sebesar Rp 70 juta lebih.

Jidro yang sudah dua periode menjadi kepala desa menuturkan, motivasinya membangun kantor desa itu karena melihat kondisi kampung halamannya tak berubah.

Dia sendiri pulang kembali ke desanya, setelah merantau selama sembilan tahun di Bali.

"Saya pulang kampung dan melihat kok kampung saya kumuh, diam, tenang dan tidak ada perubahan. Mulai dari situ saya libatkan diri dalam rapat yang digelar di balai desa, saya selalu protes karena kondisi kampung yang tidak berubah,"imbuhnya.

Baca juga: Mabes Polri Kirim Tim Asistensi Selidiki Kasus Pembunuhan Ibu dan Bayi di Kupang

Setelah itu Jidro dipilih menjadi sekertaris desa (Sekdes), dan suasana desa mulai bergeliat hingga dipercayakan sebagai kepala desa.

Jidro lalu berhasil membangun kantor desa megah tanpa menggunakan sedikit pun dana desa.

"Saya minta untuk diperiksa karena saya takut ada kecurigaan orang kalau bangun pake dana desa. Karena secara regulasi itu tidak diperbolehkan menggunakan dana desa bangun kantor desa. Kami swadaya, karena desa di udik begini mau ambil uang dari mana," kata dia.

Selain membangun kantor desa lanjut Jidro, dirinya bersama masyarakatnya membangun balai pelatihan desa.

Balai ini nantinya digunakan untuk melatih siswa-siswi SMP maupun SMA menenun, menganyam maupun latihan kerja lainnya.

"Kami juga lembur sampai malam untuk selesaikan pekerjaan ini semua. Kami juga bangun jalan setapak menggunakan batu warna Kolbano, membuat spot foto, memasang lampu hias dengan harapan menjadi lokasi wisata baru di Kabupaten TTS," kata Jidro.

Baca juga: Kades Terpilih Tak Dilantik, Warga di Flores Timur Tutup Sekolah, Kantor Desa hingga Pasar

Dia menyebut, pembangunan kantor desa ori segera rampung sehingga direncanakan kantor desa itu akan diresmikan pada bulan April mendatang.

Jidro berharap, Gubernur NTT dan Bupati TTS bisa menghadiri peresmian kantor desa itu.

"Saya juga berharap, dengan adanya kantor desa yg megah ini, aparat desa bisa lebih giat lagi dalam pelayanan kemasyarakatan dan juga bisa menambah PAD untuk desa, karena memang target saya adalah bisa jadi desa wisata," kata Jidro. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com