Diberitakan sebelumnya, DMZ meninggal dunia usai mengikuti vaksinasi anak usia 6-11 tahun di sekolahnya, Sabtu.
Anak itu sendiri baru mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama.
Ia kemudian mengalami kejang-kejang dan penurunan kesadaran lalu kritis, sampai dibawa ke RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya, Minggu (16/1/2022) malam.
Siswa tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit pada Senin petang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, penyebab siswa itu meninggal diduga saat divaksinasi sedang mengalami serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sedang dalam masa inkubasi.
"Jadi yang menyebabkan fatalitas (kematian) itu belum bisa dipastikan karena imunisasi. Karena ada penyakit yang mendasarinya. Dari hasil tim dokter anak di RSUD, penyebab fatalitasnya itu karena expanded dengue atau demam berdarahnya. Nah, konklusi medis ini bisa diambil karena ada hasil NS1 yang positif, penanda bahwa anak tersebut terinfeksi DBD," ujarnya, Senin.
Sementara itu Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya masih menunggu laporan resmi hasil laboratorium mengenai penyebab kematian siswa itu usai divaksin.
"Tentunya itu memerlukan adanya penelusuran yang pasti untuk memastikan penyebab meninggal, apakah karena faktor vaksin atau bukan. Itu katanya DBD, tetapi saya tetap masih menunggu hasil laporan secara resmi. Karena kita tidak bisa bergerak apa pun tanpa adanya keterangan dari Dinas Kesehatan," kata Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Eli Suminar kepada wartawan, Selasa (18/1/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.