Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tentara Peta yang Museumnya Dibangun di Blitar, Dibentuk Jepang hingga Lakukan Pemberontakan

Kompas.com - 18/11/2021, 05:15 WIB
Rachmawati

Editor

Pendidikan calon tentara Peta dipusatkan di Bogor yang berada di bawah unit pelatihan (kyoikutai department of the renseitai) bernama Jawa Boei Giyugun Kanbu Resentai yang kemudian disebut Jawa Boei Giyugun Kanbu Iku Tai.

Pelatihan angkatan pertama digelar pada 18 Oktober 1943 hingga 7 Desember 1943 di Bogor.

Pelatihan untuk daidanco membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan dan mereka dilatih kepemimpinan dan kemampuan merekrut anggota batalion.

Baca juga: Soeprijadi: Masa Muda, Pemberontakan Blitar, dan Nasibnya

Sementara pelatihan untuk chudanco dilakukan selama tiga bulan. Setelah pelatihan, mereka akan dikirim kembali ke daerah untuk melatih anggota kompinya masing-masing.

Mereka akan disebar ke batalion atau daidan di Jawa dan Madura. Lalu mereka diminta untuk merekrut para pemuda di daerahnya untuk dijadikan komandon regu (budanco) dan prajurit (gyuhaei).

Pada November 1944, ada 66 batailion atau daidan Peta yang dibentuk di Jawa dan 3 batalion Petandi Bali.

Berdasarkan jumlah batalion peta diperkirakan ada 79 orang Indonesia yang dilatih menjadi komandan batalion (daidanco), sejumlah 200 komandan kompi (chudanco), sejumlah 620 komandan pleton (shodanco) dan 2.000 komandan regu (budanco).

Baca juga: Tidak Tutup Makam Bung Karno Selama Natal dan Tahun Baru, Ini Penjelasan Wali Kota Blitar

Kecewa dengan Jepang

Pembentukan batalion (daidan) Peta di Blitar dilakukan pada 25 Desember 1943. Pemimpinya adalah Shodanco Supriyadi.

Batalion di Blitar adalah satu dari tiga batalion Karesidenan Kediri. Dua batalion terakhir ada di Kediri dan Tulunggagung.

Pemberontakan Peta Blitar terjadi pada 14 Februari 1945 dimotori oleh Supryadi.

Dikutip dari Kompas.com, pemberontakan dipicu kejadian usai latihan militer.

Sore itu, anggota Daidan Blitar baru pulang latihan. Tiba-tiba mereka mendengar jeritan para petani.

Baca juga: Terowongan Niyama Romusha: Sejarah, Pembangunan, dan

Petani dipaksa menjual padinya kepada kumiai (organisasi pembeli padi) melebihi jatah yang telah ditentukan.

Hal tersebut membuat para petai terancam kelaparan karena padi kebutuhan konsumsi mereka berkurang.

Para tentara PETA juga mendengar Jepang telah memerintahkan pembelian telur besar-besaran dengan harga murah untuk tentara PETA. Padahal mereka sendiri tidak pernah mendapatkan jatah telur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Regional
Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Regional
Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Regional
Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Regional
Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Regional
Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com