Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa Tukang Makin Sejahtera Setelah Budidaya Porang, Banyak yang Beli Mobil

Kompas.com - 12/11/2021, 21:23 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Tanaman porang beberapa tahun terakhir ini menjadi komoditas yang naik daun.

Harganya yang kompetitif dan banyak manfaat, menjadikannya primadona di kalangan petani.

Salah satunya di Desa Tukang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Harga Porang di Banyuwangi Anjlok sampai Rp 6.000 Per Kg, Petani Minta Bantuan Dinas Pertanian

Kepala Desa Tukang Yudi Prabowo mengatakan, lahan di desanya yang digunakan untuk budidaya porang mencapai sekitar 10 hektar.

"Awal mula yang menanam porang itu pak Sudadi, sekitar empat tahun lalu," jelasnya saat menerima rombongan Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah beserta rombongan, Jumat (12/11/2021).

Yudi mengakui tanaman porang mampu meningkatkan kesejahteraan warganya.

Harga porang anjlok di Banyuwangi.Dok. Muhammad Zunaidi Harga porang anjlok di Banyuwangi.

Bahkan, beberapa di antaranya mampu membeli kendaraan untuk menunjang mobilitas dalam transaksi porang.

"Semua yang menanam porang berhasil, meski harganya naik turun, tapi tetap untung. Mereka mampu membeli mobil dari hasil bisnis porang," ungkapnya.

Baca juga: Harga Porang di Jatim Anjlok, dari Rp 10.000 Per Kg Jadi Rp 6.500 Per Kg, Petani: Regulasi Kian Sulit...

Untuk mendukung warganya dalam budidaya porang, Pemdes Tukang memberi bantuan untuk tujuh kelompok tani.

"Total bantuan yang diberikan Rp 100 juta dari anggaran Dana Desa. Itu digunakan untuk pembelian bibit porang agar produktifitas dan hasilnya menjadi lebih maksimal," kata Yudi.

"Tentu sebagai pemerintah desa kita berharap ada peningkatan kesejahteraan warga. Dan kami menilai porang ini menjadi salah satu jalan untuk mencapainya. Warga yang tak punya lahan luas, juga bisa menanam di belakang rumah," kata Yudi.

Sementara Sudadi, salah satu inisiator pembudidaya porang di Desa Tukang, mengatakan porang memiliki daya tarik ekonomi.

"Pemasarannya juga terhitung mudah karena ada perusahaan yang mengambil langsung. Ini juga untuk memenuhi pangsa pasar ekspor ke beberapa negara lain," jelasnya.

Pangsa pasar porang masih terbuka, karena antara permintaan dan stok tidak seimbang.

Permintaan sangat banyak, tapi yang tersedia belum seberapa, sehingga sangat menjanjikan jika bisa memenuhi permintaan.

Baca juga: Harga Porang di Jatim Anjlok, Petani Mengadu ke Dewan hingga Minta Bantuan Pemprov

Porang yang dimanfaatkan sebagai olahan makanan, telah dilakukan sejak 1976 oleh sebuah perusahaan di Surabaya.

"Jadi meski baru beberapa saat ini ngetren, tapi olahan porang ini sudah dilakukan sejak lama. Sekarang berkembang juga dimanfaatkan untuk farmasi dan kosmetik juga," paparnya.

Sudadi mengatakan saat ini berkisar antara Rp 6.000 hingga Rp 7.000.

"Naik turun itu hal yang wajar, tapi itu memang cenderung stabil dan masih menguntungkan," ungkapnya.

Mengenai potensi porang untuk dikembangkan di Kotawaringin Barat, Sudadi menilai sangat bagus.

"Lahan di sana didominasi gambut, jadi secara kontur tanah sangat baik. Tumpamg sari juga bisa selama porang bisa mendapat sinar matahari langsung," kata Sudadi.

Baca juga: Hutan Banyak Ditanami Porang, Kota Madiun Terancam Bencana Banjir Kiriman

Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah menyampaikan kunjungan ke Desa Tukang untuk belajar mengenai budidaya porang.

"Kita lihat porang di desa ini berhasil meningkatkan kesejahteraan warga, sehingga kami berharap bisa diaplikasikan di Kotawaringin Barat," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com