Salin Artikel

Warga Desa Tukang Makin Sejahtera Setelah Budidaya Porang, Banyak yang Beli Mobil

Harganya yang kompetitif dan banyak manfaat, menjadikannya primadona di kalangan petani.

Salah satunya di Desa Tukang, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Kepala Desa Tukang Yudi Prabowo mengatakan, lahan di desanya yang digunakan untuk budidaya porang mencapai sekitar 10 hektar.

"Awal mula yang menanam porang itu pak Sudadi, sekitar empat tahun lalu," jelasnya saat menerima rombongan Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah beserta rombongan, Jumat (12/11/2021).

Bahkan, beberapa di antaranya mampu membeli kendaraan untuk menunjang mobilitas dalam transaksi porang.

"Semua yang menanam porang berhasil, meski harganya naik turun, tapi tetap untung. Mereka mampu membeli mobil dari hasil bisnis porang," ungkapnya.

Untuk mendukung warganya dalam budidaya porang, Pemdes Tukang memberi bantuan untuk tujuh kelompok tani.

"Total bantuan yang diberikan Rp 100 juta dari anggaran Dana Desa. Itu digunakan untuk pembelian bibit porang agar produktifitas dan hasilnya menjadi lebih maksimal," kata Yudi.

"Tentu sebagai pemerintah desa kita berharap ada peningkatan kesejahteraan warga. Dan kami menilai porang ini menjadi salah satu jalan untuk mencapainya. Warga yang tak punya lahan luas, juga bisa menanam di belakang rumah," kata Yudi.


Sementara Sudadi, salah satu inisiator pembudidaya porang di Desa Tukang, mengatakan porang memiliki daya tarik ekonomi.

"Pemasarannya juga terhitung mudah karena ada perusahaan yang mengambil langsung. Ini juga untuk memenuhi pangsa pasar ekspor ke beberapa negara lain," jelasnya.

Pangsa pasar porang masih terbuka, karena antara permintaan dan stok tidak seimbang.

Permintaan sangat banyak, tapi yang tersedia belum seberapa, sehingga sangat menjanjikan jika bisa memenuhi permintaan.

Porang yang dimanfaatkan sebagai olahan makanan, telah dilakukan sejak 1976 oleh sebuah perusahaan di Surabaya.

"Jadi meski baru beberapa saat ini ngetren, tapi olahan porang ini sudah dilakukan sejak lama. Sekarang berkembang juga dimanfaatkan untuk farmasi dan kosmetik juga," paparnya.

Sudadi mengatakan saat ini berkisar antara Rp 6.000 hingga Rp 7.000.

"Naik turun itu hal yang wajar, tapi itu memang cenderung stabil dan masih menguntungkan," ungkapnya.

Mengenai potensi porang untuk dikembangkan di Kotawaringin Barat, Sudadi menilai sangat bagus.

"Lahan di sana didominasi gambut, jadi secara kontur tanah sangat baik. Tumpamg sari juga bisa selama porang bisa mendapat sinar matahari langsung," kata Sudadi.

Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah menyampaikan kunjungan ke Desa Tukang untuk belajar mengenai budidaya porang.

"Kita lihat porang di desa ini berhasil meningkatkan kesejahteraan warga, sehingga kami berharap bisa diaplikasikan di Kotawaringin Barat," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/12/212337878/warga-desa-tukang-makin-sejahtera-setelah-budidaya-porang-banyak-yang-beli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke