JOMBANG, KOMPAS.com - Para peziarah dari beberapa daerah mulai berdatangan ke makam Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (1/11/2021).
Gus Dur yang wafat pada 30 Desember 2009, dimakamkan di kompleks makam keluarga pengasuh Pesantren Tebuireng di dalam kawasan pondok untuk santri putra.
Makamnya berdekatan dengan makam pendiri Pesantren Tebuireng dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari.
Di sebelah barat makam Gus Dur, terdapat makam KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), serta makam ayahnya, Wahid Hasyim.
Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng, KH Fahmi Amrullah Hadzik mengungkapkan, kompleks makam keluarga pengasuh Pesantren Tebuireng, resmi dibuka kembali pada Senin pagi.
Sebelumnya, akibat Pandemi Covid-19, kompleks makam keluarga pengasuh Pesantren Tebuireng ditutup untuk umum sejak 16 Maret 2020.
Baca juga: Gus Dur Tidak Bisa Dipisahkan dari Papua, Ada di Dalam Hati Semua Masyarakat Papua
Fahmi mengatakan, seiring dengan perkembangan kasus Covid-19 yang terus melandai, kompleks makam Gus Dur kembali dibuka untuk umum.
Pada hari pertama pembukaan, ungkap dia, rombongan peziarah yang pertama kali diizinkan masuk berasal dari Indramayu dan Ngawi.
"Tadi yang pertama kita sambut bersama pengasuh, ada rombongan dari Indramayu. Rombongan satu bus dan satu mobil pribadi," ungkap Fahmi saat dikonfirmasi, Senin.
Cucu pendiri Nahdlatul Ulama itu menjelaskan, selain sudah menjalani vaksinasi Covid-19, para peziarah diwajibkan mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan pengasuh Pesantren Tebuireng, selama berziarah.
Masing-masing peziarah, lanjut dia, diwajibkan memakai masker sebelum memasuki kompleks makam, mencuci tangan di depan pintu masuk, serta melakukan pengecekan suhu badan.