YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menanggapi permintaan publik untuk membubarkan Resimen Mahasiswa (Menwa).
Dia menilai, ada beberapa kegiatan positif yang dilakukan anggota unit kegiatan mahasiswa (UKM) itu.
"(Kegiatan) Menwa banyak yang positif. Banyak membantu sosial, keamanan. Positif, harus dipertimbangkan," kata Tito di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (1/11/2021).
Baca juga: HB X Temui Tito Karnavian, Usulkan Serangan Umum 1 Maret Jadi Hari Besar Nasional
Kematian Gilang Endi, mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), yang terkait dengan kegiatan Menwa disebut Tito harus dikaji lebih lanjut.
Dari kajian itu bisa ditentukan dugaan kekerasan yang menyebabkan Gilang tewas terjadi secara kasuistik atau karena masalah sistemik.
"Kalau ini kasuistis menjadi warning buat lembaga lain," sebut Tito yang merupakan mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
"Kalau ada masalah karena perkara sistematis dan masif, harus diperbaiki sistemnya. Panggil Menwa supaya memperbaiki sistemnya, supaya tidak terulang," sambung Tito.
Baca juga: Polisi Tegaskan Tersangka Kasus Kematian Mahasiswa UNS Segera Ditetapkan
Suara pembubaran Menwa UNS pertama kali disuarakan Badan Eksekutif Mahasiswa UNS.
Dirjen Hubungan Eksternal BEM Sekolah Vokasi UNS, Elang Muhammad Fikri mengatakan, mahasiswa menuntut kampus untuk bertindak tegas dengan membubarkan Menwa UNS.
"Karena dari teman-teman sudah kesal atas tingkah laku dari teman-teman Menwa sendiri, yang sampai merenggut nyawa dari kawan kita, yaitu Gilang Endi," kata Elang kepada Kompas.com, di Boulevard, Gerbang Depan UNS, usai doa bersama, Selasa (26/10/2021) malam.