Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2021, 13:34 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyampaikan dua pesan penting kepada seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Jabar.

Pesan pertama, kata dia, setiap BUMD di Jabar harus memiliki kinerja keuangan baik dengan mencetak laba.

“Kedua, BUMD harus menjadi agen perubahan bagi daerah-daerah di sekitarnya. Jadi memang jangan rugi dan jangan diam,” tutur Ridwan dalam keterangan pers resminya, dikutip Kompas.com, Selasa (26/10/2021).

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil tersebut mengatakan, dua pesan itu sangat penting terhadap pengelolaan BUMD. Sebab, jika tidak bisa menjalankan, BUMD tidak layak lagi untuk dipertahankan.

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Jabar Punya Perda Pesantren Pertama di Indonesia

“Kalau (BUMD) diam saja dan tidak ada pergerakan, apalagi rugi, sebenarnya tidak layak untuk tetap bertahan,” kata Kang Emil.

Dua pesan tersebut disampaikan Kang Emil saat membuka agenda CEO Lecture bersama Direktur Utama (Dirut) PT Krakatau Steel Slimy Karim di Hotel Hilton, Kota Bandung, Senin (25/10/2021).

Ia melanjutkan, BUMD pada dasarnya beroperasi dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah.

Dalam PP tersebut, dijelaskan bahwa BUMD harus bisa memberikan manfaat bagi perkembangan ekonomi daerah.

Baca juga: Ridwan Kamil dan M Idris Didesak Cabut Peraturan yang Diskriminasi Jemaah Ahmadiyah

Selain itu, imbuh dia, BUMD juga harus bisa menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik, dan potensi daerah bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan.

"Ini termasuk kewajiban BUMD untuk memperoleh laba dan atau keuntungan," ujarnya.

Kepada para tamu yang hadir, Kang Emil mengaku lebih memilih untuk memiliki sedikit BUMD produktif ketimbang banyak BUMD tetapi dengan kondisi keuangan negatif.

"Kuncinya itu, bukan bangga banyak-banyakan BUMD, tapi harus punya semangat itu. Saya lebih baik punya BUMD sedikit, tapi produktif. Dibandingkan banyak, tapi berdarah-darah dan setiap tahun minta subsidi penyertaan modal dari pemerintah provinsi," ucapnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Berharap Pembangunan Jembatan Gantung Terpanjang di Bogor Tingkatkan Pariwisata

Tidak lupa, ia berpesan agar BUMD tidak mengulangi “cerita lama” mengenai fasilitas direksi yang melebihi kepatutan. Pasalnya, hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan kerugian perusahaan.

“Sehingga akhirnya penyertaan modal habis hanya untuk kegiatan operasional dari direksi atau komisaris,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com