Mengenai suka duka dalam membuat konten, Budiono mengatakan bahwa sebisa mungkin dia membuat konten dengan santai.
Ia tak ingin kesibukan sebagai YouTuber sampai menjadi beban pikiran.
Apabila sesekali ada yang menguras emosi, menurut Budiono, datangnya dari komentar negatif dari beberapa penonton.
"Komen negatif itu pasti ada, namanya orang kan beda-beda jalan pikirannya. Tapi kalau sudah keterlaluan, misalnya melakukan body shaming, ya saya blokir saja," kata Budiono.
Beberapa komentar yang menyinggung pribadi juga terkadang muncul.
"Sering juga ada yang komen, 'Cak, kok makan sendiri, istri dan anaknya enggak pernah diajak?' Saya memang berusaha seminimal mungkin melibatkan keluarga di channel ini, Mas. Apalagi istri saya seorang dokter gigi, setiap hari harus melayani pasien-pasiennya. Anak-anak juga punya kegiatan sendiri-sendiri, masak iya saya syuting ke mana-mana saya bawa semua," kata Budiono.
Kepada mereka yang masih baru merintis channel YouTube, Budiono berpesan untuk selalu patuh pada ketentuan yang ada, dan menghindari jalan pintas untuk mencapai popularitas.
"Fokus saja dulu ke konten, enggak usah mikir monetisasi dulu. Enggak usah ngejar-ngejar biar bisa dapat 1.000 subscriber dan 4.000 jam tayang, itu akan datang sendiri kalau kita fokus membuat konten sesuai passion masing-masing. Kalau mau ikut tren silakan, tapi jangan pernah melanggar ketentuan yang ada," kata Budiono.
Ia selalu mengatakan kepada pemula agar menikmati semua proses yang dialami, dan tetap tekun serta sabar.
"Kepada peserta seminar, pelatihan, dan private coaching, saya selalu berpesan bahwa kita ini bukan artis yang sudah punya jutaan penggemar. Sebelumnya, kita ini orang biasa, butuh berproses dalam berkarya, nikmati saja prosesnya, hasilkan karya yang berkualitas. Kalau prosesnya cepat, alhamdulillah. Kalau lambat, tetap disyukuri sambil dievaluasi di mana salahnya," kata Budiono.
Budiono memang sering diminta berbagai pihak untuk mengisi seminar dan pelatihan mengenai pemasaran digital dan pembuat konten.
"Terkahir, saya diminta oleh Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur, untuk melatih kaum millenial Jatim yang tergabung dalam Millenial Job Center," kata Budiono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.