Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Brigadir NP Dimutasi Jadi Bintara dan Penjara 21 Hari | Terjadi 22 Gempa Susulan di Salatiga

Kompas.com - 24/10/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Brigadir NP dinyatakan bersalah karena membanting mahasiswa berinisial FA saat mengamankan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Ia harus menjalani hukuman penjara 21 hari dan demosi atau penurunan jabatan menjadi Bintara Polresta Tangerang tanpa jabatan.

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 22 gempa susulan di wilayah Kota Salatiga dan sekitarnya.

Rentetan gempa yang muncul di Salatiga disebabkan pergerakan sesar Merapi Merbabu dan kondisinya saat ini sangat aktif.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:

1. Brigadir NP dimutasi jad Bintara

Brigadir Polisi berinisial NP (memgang mik) saat meminta maaf kepada pedemo yang dia banting berinisial FA (mengenakan masker biru) pada Rabu (13/10/2021). NP membanting pedemo itu saat FA melakukan aksi demo di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu.(istimewa) Brigadir Polisi berinisial NP (memgang mik) saat meminta maaf kepada pedemo yang dia banting berinisial FA (mengenakan masker biru) pada Rabu (13/10/2021). NP membanting pedemo itu saat FA melakukan aksi demo di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu.
Brigadir NP dinyatakan bersalah karena membanting mahasiswa berinisial FA saat mengamankan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Penetapan bersalah kepada Brigadir NP diberikan usai Polda Banten dan Polresta Tangerang menggelar sidang disiplin terhadap Brigadir NP, Kamis (21/10/2021).

Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga mengatakan, hukuman itu diberikan karena Brigadir NP dinilai secara sah dan meyakinkan melanggar aturan disiplin anggota Polri.

Baca juga: Brigadir NP Disanksi Penurunan Jabatan dan Penjara 21 Hari, Ini Kata Mahasiswa yang Dibanting Saat Demo

2. Kecelakaan beruntun di Magelang

Kecelakan beruntun melibatkan 9 kendaraan bermotor terjadi di Jalan Raya Magelang-Semarang, tepatnya di Dusun Gimblah, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (22/10/2021).Dok Humas Polres Magelang Kecelakan beruntun melibatkan 9 kendaraan bermotor terjadi di Jalan Raya Magelang-Semarang, tepatnya di Dusun Gimblah, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (22/10/2021).
Sembilan kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di Jalan Raya Magelang-Semaarang, tepatnya di Dusun Gimblah, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (22/10/2021), sekitar pukul 14.00 WIB.

Akibat kejadian itu, seorang perempuan pengemudi mobil Sigra meninggal dunia di lokasi kejadian.

Kapolres Magelang AKBP Mochamad Sajarod Zakun menduga, kecelakaan itu terjadi karena beberapa faktor, di antaranya karena kelalain pengendara, kondisi kendaraan.

Selain itu, lanjutnya, TKP merupakan jalur cepta lintas provinsi.

“TKP merupakan jalur yang arus kendaraannya padat dan kadang banyak yang melaju kencang di saat arus lalu lintas landai,” ujarnya.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Beruntun di Magelang, Libatkan 9 Kendaraan, 1 Orang Tewas

3. Ada 22 gempa susulan di Salatiga

Ilustrasi gempa bumi, gempa tektonik, gempa tidak berpotensi tsunami.SHUTTERSTOCK/Andrey VP Ilustrasi gempa bumi, gempa tektonik, gempa tidak berpotensi tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 22 gempa susulan di wilayah Kota Salatiga dan sekitarnya.

"Gempa ke-22 pukul 17.15 WIB Mag. 3,5," tulis Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di akun Twitter pribadinya, Sabtu (23/10/2021).

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayogie mengatakan, rentetan gempa yang muncul di Salatiga disebabkan pergerakan sesar Merapi Merbabu dan kondisinya saat ini sangat aktif.

"Masyarakat kita imbau tetap tenang, tidak perlu panik. Karena ini sifatnya gempa dangkal dan lokal," jelas Setyoajie Prayogie.

Baca juga: Terjadi 22 Gempa Susulan di Salatiga dan Sekitarnya, 96 Pasien RSUD Ambarawa Dievakuasi

4. Segelas racun renggut nyawa mahasiswi

Ilustrasi kamar kosSHUTTERSTOCK/ALEKSANDRA_1997 Ilustrasi kamar kos
Mahasiswi semester 5 berinisial KA (20) tewas di dalam kamar kosnya di daerah Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Kamis (21/10/2021). Di dalam kamar kos mahasiswi asal Sulawesi Selatan tersebut ditemukan racun tikus.

Racun itu dimasukkan ke dalam botol mineral plastik yang sudah dipotong. Terdapat pula gelas plastik berisi racun yang telah dicampur air.

"Keterangan kakak korban, korban sering bercerita tugas kuliah terlalu banyak dan korban bercerita kepada kakak korban stres soal tugas kuliah sehingga merasa berat. Korban juga bercerita bahwa ada 2 mata kuliah yang dirasa berat," ucapKepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Depok Barat Iptu Matheus Wiwit.

Baca juga: Saat Segelas Racun Tikus Renggut Nyawa Mahasiswi di Yogyakarta…

5. Atqia Nabila sakit bocor jantung

Atqia Nabila (21 bulan) warga Desa Paya Rabo, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (23/10/2021)KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO Atqia Nabila (21 bulan) warga Desa Paya Rabo, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (23/10/2021)
Atqia Nabila (21 bulan) warga Desa Paya Rabo, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara divonis bocor jantung oleh dokter sejak 6 bulan lalu.

Selain kerap menangis tiba, tubuh anak pasangan Jailani dan Mahlini membengkak dan membiru.

Dokter menyarankan Atqia dibawa ke Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Keluarga Atqia kesulitan biaya. Tak hanya untuk membeli tiket pesawat. Tapi juga untuk biaya perawatan Atqia selama di Jakarta.

“Saya tidak tahu harus bagaimana. Ini cobaan terberat. Saya ingin anak saya pulih. Tidak membengkak dan membiru dan bisa hidup normal. Saya tak punya biaya untuk membawanya ke Jakarta,” kata Jailani.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pilu Bocah Atqia Nabila, Hidup dengan Tubuh Membengkak karena Bocor Jantung",

Baca juga: Kisah Pilu Bocah Atqia Nabila, Hidup dengan Tubuh Membengkak karena Bocor Jantung

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dian Ade Permana, Masriadi | Editor : Candra Setia Budi, Dony Aprian, Reza Kurnia Darmawan, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com