Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasad Perempuan Dalam Karung di Blitar Ternyata Dibunuh Kekasih, Pelaku Sempat Ancam Lewat "Chat" WhatsApp

Kompas.com - 19/10/2021, 10:32 WIB
Priska Sari Pratiwi

Editor

BLITAR, Kompas.com - Polisi mengungkap pelaku pembunuhan perempuan yang jasadnya ditemukan dalam karung di Blitar, Jawa Timur, pada Agustus lalu adalah kekasihnya sendiri.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blitar Kota AKP Momon Suwito Pratomo mengatakan, bukti yang dimiliki polisi sudah kuat untuk menetapkan HS sebagai pelaku pembunuhan terhadap korban DWL.

"Pertama adanya bukti ancaman pelaku kepada korban yang disampaikan melalui WA (WhatsApp). Bunyi ancaman itu 'tak pateni kowe (aku bunuh kamu)," kata Momon kepada Kompas.com, Selasa (19/10/2021).

Baca juga: Kasus Jasad Perempuan Dalam Karung di Blitar, Terungkap Korban Dibunuh Kekasihnya Sebelum Gantung Diri

Menurut Momon, ancaman itu disampaikan HS sebagai respons atas keinginan DWL mengakhiri hubungan gelapnya dengan HS. Hal itu diketahui berdasarkan jejak komunikasi keduanya melalui ponsel.

DWL yang selama ini berselingkuh dengan HS mengutarakan niat untuk memperbaiki hubungannya dengan suami. Namun HS tidak menerima keinginan tersebut dan menganggap hal itu hanya alasan DWL untuk meninggalkan dirinya.

HS juga menuding DWL memiliki kekasih gelap yang baru.

"Intinya HS tidak mau mengakhiri hubungannya dengan DWL," ujarnya.

Apalagi, kata Momon, HS dan DWL sudah menjalin hubungan sejak sebelum DWL menikahi suaminya.

"Bahkan HS yakin bahwa ayah biologis dari anak pertama DWL adalah dirinya," tuturnya.

Baca juga: Wanita Muda Asal Banjarmasin Ditemukan Tewas di Kamar Hotel Samarinda, Diduga Dibunuh

Momon menuturkan, DWL dibunuh oleh kekasihnya sebelum gantung diri.

HS diketahui ditemukan tewas menggantung di pohon yang ada di kebun sengon pada 1 Agustus lalu. Tidak jauh dari lokasi itu, polisi menemukan karung di atas sepeda motor berisi jasad perempuan yang kemudian diidentifikasi sebagai DWL, warga Kecamatan Ponggok.

Bukti lain yang menguatkan keyakinan polisi, kata Momon, adalah hasil autopsi yang menunjukkan DWL kehilangan nyawa lebih dulu dibanding waktu tewasnya HS.

"DWL meregang nyawa hanya berselang satu dua jam saja sebelum HS tewas akibat menggantung diri," ujarnya.

Dengan kata lain, kata Momon, HS membunuh DWL di suatu tempat yang hingga kini belum dapat dipastikan oleh polisi kemudian memasukkan jasadnya ke dalam karung.

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Petani di Riau, Berawal Ajakan Pesta Sabu hingga Mayat Ditemukan Terikat Tali Tambang

Menggunakan sepeda motor milik DWL, tutur Momon, HS membawa karung berisi mayat DWL ke kebun sengon dimana dia kemudian menggantung dirinya sendiri.

Menurutnya, HS membunuh DWL dengan cara memukul korban menggunakan benda tumpul.

Momon mengatakan, pihaknya kini sedang mempersiapkan untuk menutup kasus hubungan asmara yang berakhir tragis itu karena pelaku juga meninggal dunia. Meskipun polisi belum dapat memastikan lokasi pembunuhan terhadap DWL.

"Yang kita dapat pastikan bahwa pembunuhan itu terjadi pada dini hari, tidak lama setelah mayat keduanya ditemukan di pagi harinya," jelasnya.

 

Kompas.com / (Penulis: Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com