Menurutnya, durian si boneng sudah ada lama di Songgon.
Pohonnya sangat besar dan sudah berusia puluhan tahun. Namun, durian si boneng baru mulai booming sekitar tiga tahun terakhir.
Tahun lalu, petani durian di Banyuwangi sempat mengalami gagal panen. Kondisi itu sangat memukul mereka di tengah pandemi Covid-19 yang tidak menentu.
"Tahun lalu gagal panen. Kendalanya hujan, sehingga banyak yang rontok. Sebenarnya berbunga lebat, tapi karena hujan jadi rontok," jelasnya.
Baca juga: Masuk Pancaroba, Masyarakat Banyuwangi Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
Namun tahun ini, kata Boneng, durian sudah mulai yang banyak yang bisa dipanen.
Bahkan, pada Oktober ini sudah mulai panen meski belum memasuki masa panen raya.
"Tahun ini alhamdulilah sudah mulai pulih, banyak yang jadi buah. Meski sudah panen namun masih 50 persen. Panen besar nanti sekitar November," tuturnya.
Slamet mengungkapkan dirinya juga mendapat pasokan durian dari petani di sekitarnya.
Ia merupakan keturunan ketiga yang mengelola kebun durian seluas 10 hektar di Songgon.
Baca juga: Belum Setahun Banyuwangi Tangani 73 ODGJ Telantar, Masih Ada Keluarga yang Menganggapnya Aib
Dalam kesempatan itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani juga ikut mencoba durian di Songgon.
"Alhamdulilah sudah panen. Durian Banyuwangi yang paling ditunggu-tunggu. Dagingnya tebal-tebal dan banyak jenisnya," kata Ipuk.
Di Songgon, banyak warga yang memiliki kebun durian dan telah berusia puluhan tahun hingga terkenal sebagai kampung durian.
Area seluas 465 hektar di Songgon itu banyak ditanami durian.
"Ini merupakan kreasi masyarakat yang mampu memanfaatkan potensi kampungnya. Ini menarik, suasananya sejuk, cocok untuk liburan keluarga," kata Ipuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.