Salin Artikel

Mengenal Durian Boneng Asal Banyuwangi, Berdaging Tebal dan Tanpa Biji

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pecinta durian wajib berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur. 

Kota di ujung timur pulau Jawa ini menjadi surga pecinta durian karena berbagai varietas tersedia, mulai dari durian boneng, mentega, merah, bajul, hingga kasur. 

Apalagi saat ini Banyuwangi mulai memasuki masa panen durian yang terlihat dari banyaknya pedagang dadakan di pinggir jalan yang berjualan. 

Durian boneng menjadi salah satu varietas yang paling banyak diburu penikmat durian. 

Pecinta durian dapat menemukannya di wilayah Kecamatan Songgon yang selama ini memang dikenal sebagai wilayah sentra perkebunan durian.

Kini perkebunan warga di Songgon pun mulai banyak didatangi penikmat durian.

Seperti yang ada di kebun durian milik Slamet Haryadi. Sepekan terakhir, kebun durian yang buka 24 jam ini selalu ramai.

"Sudah seminggu terakhir ini mulai ramai. Bahkan malam dan subuh sudah ramai pengunjung," kata Slamet, yang akrab disapa 'Pak Boneng' itu.

Slamet mengatakan, jenis durian yang paling banyak diburu dan populer adalah durian boneng.

Durian boneng diakui dikembangkan oleh Slamet. 

Nama durian itu sendiri terinspirasi dari nama julukan Slamet sejak kecil, yakni boneng.

”Durian si boneng sedang populer. Bahkan, penggemarnya sudah sampai mancanegara, seperti Tiongkok dan Malaysia,” ujarnya.

Durian si boneng ini beratnya bisa mencapai 4 kilogram. Daging durian jenis ini lebih tebal dari montong.

Rasanya manis legit dan ada sedikit rasa pahit.

"Selain tebal, terkadang tidak berbiji sama sekali,” tambah Slamet.

Menurutnya, durian si boneng sudah ada lama di Songgon.

Pohonnya sangat besar dan sudah berusia puluhan tahun. Namun, durian si boneng baru mulai booming sekitar tiga tahun terakhir.

Tahun lalu, petani durian di Banyuwangi sempat mengalami gagal panen. Kondisi itu sangat memukul mereka di tengah pandemi Covid-19 yang tidak menentu.

"Tahun lalu gagal panen. Kendalanya hujan, sehingga banyak yang rontok. Sebenarnya berbunga lebat, tapi karena hujan jadi rontok," jelasnya.

Namun tahun ini, kata Boneng, durian sudah mulai yang banyak yang bisa dipanen.

Bahkan, pada Oktober ini sudah mulai panen meski belum memasuki masa panen raya.

"Tahun ini alhamdulilah sudah mulai pulih, banyak yang jadi buah. Meski sudah panen namun masih 50 persen. Panen besar nanti sekitar November," tuturnya.

Slamet mengungkapkan dirinya juga mendapat pasokan durian dari petani di sekitarnya.

Ia merupakan keturunan ketiga yang mengelola kebun durian seluas 10 hektar di Songgon.

Dalam kesempatan itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani juga ikut mencoba durian di Songgon.

"Alhamdulilah sudah panen. Durian Banyuwangi yang paling ditunggu-tunggu. Dagingnya tebal-tebal dan banyak jenisnya," kata Ipuk.

Di Songgon, banyak warga yang memiliki kebun durian dan telah berusia puluhan tahun hingga terkenal sebagai kampung durian.

Area seluas 465 hektar di Songgon itu banyak ditanami durian. 

"Ini merupakan kreasi masyarakat yang mampu memanfaatkan potensi kampungnya. Ini menarik, suasananya sejuk, cocok untuk liburan keluarga," kata Ipuk.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/13/154025778/mengenal-durian-boneng-asal-banyuwangi-berdaging-tebal-dan-tanpa-biji

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke