Rahel mulanya disuntik vaksin pada tanggal 10 September 2021.
Menurut keterangan keluarga, daya tahan tubuh Rahel menurun dalam kurun waktu sepekan.
"Setelah disuntik itu dia mulai tidak enak, mluntah, perut mual, panas dingin dan perutnya kaku," tutur Ahmad Sholeh Yusuf, kakek Rahel.
Selain itu, Rahel juga mengalami kaki bengkak hingga merasa kram saat bangun tidur.
"Masih bisa berjalan, namun kayak orang stroke itu," tutur dia.
Oleh nenek dan kakaknya, Rahel kemudian dibawa ke RSD Balung. Namun dia akhirnya meninggal dunia.
Baca juga: Pelajar SMA Meninggal Usai Vaksin, Disdik Jember: Sempat Main Sepak Bola, Mungkin Terlalu Lelah
Dalam proses pemakaman, nakes dari Puskesmas Cakru sempat datang bertakziah.
Sang kakek mengaku sempat menanyakan mengapa tidak ada keterangan nomor yang bisa dihubungi ketika ada keluhan dalam surat vaksin.
Petugas tersebut malah mengucapkan kalimat yang menyinggung.
Kalimat itu bahkan diucapkan sebanyak empat kali.
"Petugas itu bilang, 'iya saya yang salah, terus mau minta apa'," kata dia menirukan ucapan nakes itu.
Baca juga: Kisah Pilu 2 Bocah di Jember, Tinggal di Poskamling, Hidup Nomaden dan Terpaksa Berhenti Sekolah
Dua hari setelah divaksin, Rahel yang memang atlet sepak bola sempat bermain bola.
"Dia Jumat vaksin, Minggu-nya masih sempat main sepak bola bersama teman-temannya," tutur Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember, Mahrus Syamsul.
Kemudian, pada hari Senin, Rahel masih pergi ke sekolah seperti biasanya.
Pada hari Selasa, Rahel kembali bermain sepak bola.
"Mungkin setelah divaksin, dia tidak boleh terlalu lelah. Mungkin terlalu lelah," katanya.
Mahrus pun menegaskan, vaksinasi tidak menyebabkan orang meninggal dunia.
(KOMPAS.com/ Kontributor Jember, Bagus Supriadi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.