Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Usai Divaksin, Dinkes: Tak Ada Hubungannya dengan Vaksinasi

Kompas.com - 05/10/2021, 12:24 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang pelajar kelas X SMAN 1 Kencong, Jember, Jawa Timur bernama Ananda Rahel Pratama (15) meninggal dunia seminggu setelah divaksin.

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Rahel sempat mengalami mual, muntah hingga kaki membengkak.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jember memastikan jika siswa tersebut meninggal bukan karena vaksinasi.

"Hasil analisis tim medis, tidak ada hubungan dengan vaksinasi," tutur Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dr Lilik Lailiyah, Senin (4/10/2021).

Lilik juga menyebutkan, jarak antara vaksin dan meninggalnya Rahel terpaut cukup lama yakni delapan hari.

Baca juga: Pelajar SMA di Jember Meninggal Seminggu Setelah Vaksin, Sempat Muntah dan Kaki Membengkak

Kesaksian kakek Rahel

Menurut keterangan keluarga, setelah disuntik vaksin, daya tahan tubuh Rahel menurun dalam kurun waktu sepekan.

"Setelah disuntik itu dia mulai tidak enak, muntah, perut mual, panas dingin dan perutnya kaku," tutur Ahmad Sholeh Yusuf, kakek Rahel.

Rahel kemudian merasa kram setelah bangun tidur. Kakinya juga membengkak.

"Masih bisa berjalan, namun kayak orang stroke itu," tutur dia.

Oleh nenek dan kakaknya, Rahel kemudian dibawa ke RSD Balung.

Namun nyawanya tidak tertolong.

Baca juga: Kisah Pilu 2 Bocah di Jember, Tinggal di Poskamling, Hidup Nomaden dan Terpaksa Berhenti Sekolah

Sang kakek mengaku menyesalkan ucapan petugas tenaga kesehatan Puskesmas Cakru yang sempat datang bertakziah ke kediamannya.

Ketika ditanya mengapa tidak ada keterangan nomor yang bisa dihubungi ketika ada keluhan dalam surat vaksin, petugas mengatakan hal yang tidak menyenangkan.

Kalimat itu bahkan diucapkan sebanyak empat kali.

"Petugas itu bilang, 'iya saya yang salah, terus mau minta apa'," kata dia menirukan ucapan Nakes itu.

Menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Kesehatan telah memanggil tenaga kesehatan dan kepala Puskesmas untuk mendapatkan pembinaan.

Dinkes menyatakan tidak adanya nomor kontak dalam surat vaksinasi adalah kelalaian vaksinator.

Baca juga: Viral, Napi Baju Loreng di Lapas Jember Melakukan Penganiayaan, Korban Dituduh Mata-mata Polisi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com