Eratnya budaya kopi dengan subkultur indie yang populer disebut "anak senja" ini diakui oleh pegiat kopi sebagai pintu edukasi bagi kalangan muda.
Alif, barista sekaligus owner Secangkir Insipirasi Kopi mengatakan, fenomena ini perlu dilihat dari sisi positifnya.
Menurut pemilik kedai kopi di bilangan Kedaton ini, konsumsi kopi di kalangan anak muda sebenarnya masih sangat sedikit.
Baca juga: 7 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula
Jadi, munculnya minuman berbasis kopi dengan varian seperti latte atau susu, kopi gula aren, dan lainnya tetap memiliki dampak positif.
"Kita ambil sisi positifnya, masyarakat mulai tertarik kepada minuman berbasis kopi," kata Alif.
Menurut Alif, dengan meningkatnya konsumsi kopi, maka dari hulu ke hilir bisa merasakan dampaknya, terlebih bagi para petani.
"Pelan-pelan kita berikan edukasi mengenai kopi, mulai dari jenisnya, sampai mengenalkan cara menikmati kopi sesungguhnya," kata Alif.
Kedai kopi yang didirikan Alif ini pun berawal dari secangkir kopi.
Beberapa kawan selingkaran sering berkumpul dengan ajakan ngopi bareng.
"Dari ngopi bareng setelah ditemani secangkir kopi bisa dapat inspirasi tentang pekerjaan, kehidupan," kata Alif.
Meningkatnya tren konsumsi kopi belakangan ini menjadi perhatian Pemprov Lampung.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, petani harus memiliki nilai tambah agar sejahtera.
"Kami sudah koordinasi dengan perbankan untuk memudahkan bantuan bagi petani, sehingga petani kopi bisa upgrade, tidak hanya bertani, tetapi juga mengolah (roasting). Jadi ada nilai tambah," kata Arinal.
Menurut Arinal, petani kopi perlu meningkatkan kualitas, baik kemampuan produksi maupun mengolah kopi.
"Sudah saya instruksikan juga ke bupati, agar melarang modal asing masuk. Jadi petani bisa berkembang untuk kesejahteraan mereka," kata Arinal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.