"Mungkin batu bata berserakan itu berasal dari struktur pagar yang rusak entah karena apa," kata Nonuk.
Jarak antara sudut barat daya yang sudah ditemukan dengan lubang uji paling utara adalah 14,4 meter.
Baca juga: Kementan Sediakan 1.000 Ton Jagung, Peternak di Blitar Masih Tunggu Kepastian Janji Presiden
Dengan demikian, tim memastikan keberadaan struktur diduga pagar sepanjang 19,7 meter dan 14,4 meter yang salah satu ujungnya bertemu di sudut barat daya di TP-1.
Penggalian lubang uji ke arah utara dan ke timur sama-sama belum menemukan sudut, yaitu sudut tenggara dan sudut barat laut sehingga dipastikan struktur pagar yang diandaikan membentuk bidang persegi empat itu memiliki ukuran yang lebih besar lagi.
Potensi Cagar Budaya
Meskipun data-data arkeologis yang didapatkan belum menjawab pasti jenis bangunan tersebut, namun tim survei BPCB Jatim memastikan besarnya potensi temuan itu sebagai cagar budaya.
Tim juga belum menemukan data yang dapat menjadi dasar penentuan penanggalan dari struktur batu bata kuno itu.
Temuan pecahan keramik itu diperkirakan merupakan keramik buatan China dari era Dinasti Song (abad 10 - 13).
Jika mengacu pada temuan keramik itu, bisa jadi struktur batu bata kuno itu merupakan peninggalan dari era Majapahit, meskipun periodisasi keramik China kuno tidak serta merta dapat digunakan untuk menentukan penanggalan sebuah situs.
"Keramik dari dinasti apapun di China dapat mulai digunakan di wilayah Blitar di masa lalu sekian puluh atau ratus tahun setelah berakhirnya suatu dinasti," tuturnya.
Satu hal yang dapat dipastikan dari temuan pecahan keramik dan temuan lainnya, jika benar struktur batu bata kuno itu adalah pagar sebuah pemukiman, maka pemukiman itu merupakan tempat tinggal kaum bangsawan di masa lalu.
Menurut Nonuk, hasil survei penyelamatan atau survei ekskavasi akan memberikan rekomendasi untuk penyelamatan lanjutan berupa ekskavasi penyelamatan.
"Jika disetujui dan didukung juga oleh Pemerintah Kota Blitar, ekskavasi penyelamatan tahap pertama nanti targetnya adalah menampilkan keseluruhan dari struktur yang kita duga sebagai bangunan pagar," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.