Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sarjana Fisika Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Bulan dari Konfeksi Tas

Kompas.com - 27/09/2021, 07:34 WIB
Aam Aminullah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Lulus sebagai sarjana fisika dengan IPK 3,1 tidak membuat Husna Ramdani (32) membatasi ruang lingkup pekerjaan.

Setelah lulus dari Universitas Padjadjaran pada 2015, Husna memilih mengikuti gairah yang dimiliki untuk mencari nafkah.

Akhirnya, dia terus menekuni bisnis yang telah ia rintis sejak masih kuliah, yakni membuka usaha konfeksi tas.

"Semasa kuliah, saya sudah menekuni bisnis. Tujuan awalnya, saya ingin bisa hidup mandiri," ujar Husna saat ditemui di toko konfeksi tas miliknya di Perum Cendikia 1, Jalan Kayu Jati Raya Nomor 30, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (26/9/2021).

Baca juga: Jatuh Bangun Perajin Manisan Legendaris Cianjur di Tengah Pandemi

Pria kelahiran Cianjur ini menuturkan, sejak masa kuliah, niat untuk membuka usaha sudah muncul karena tidak ingin selalu bergantung hidup dari orangtua.

Selain itu, Husna menekuni bisnis karena ingin memberdayakan orang-orang di sekitarnya.

Semasa kuliah di Unpad, menurut Husna, dia bekerja sama dengan teman kuliahnya berbisnis di bidang percetakan.

"Waktu kuliah saya bikin buku seperti modul-modul kuliah. Hasilnya sangat cukup untuk bayar indekos di Jatinangor dan memenuhi kebutuhan sehari-hari," tutur ayah dari Azkan Fawwaz Alfarizi tersebut.

Husna menuturkan, memasuki tahun terakhir kuliah, ia melihat potensi bisnis lain.

Pada saat itu, di pasaran di sekitar wilayahnya belum banyak produk tas selendang/gendong bayi.

"Saya lihat waktu itu banyak sekali ibu-ibu yang bawa anaknya di motor tanpa pelindung. Dari sana, saya kepikiran untuk buat tas selendang untuk gendong bayi, supaya saat di motor bawa anaknya, ibu-ibu merasa tenang, karena tahu anaknya aman," sebut Husna.

Baca juga: Kisah Siboen, YouTuber Lulusan SD Berpenghasilan Capai Rp 150 Juta per Bulan (1)

Husna mengatakan, potensi bisnis tersebut didukung dengan banyaknya warga di sekitar  rumah kosnya yang berprofesi sebagai penjahit.

"Waktu mau lulus itu saya juga bingung, sudah banyak orang yang saya rekrut, yang saya ajak kerja sama, dan sudah mengandalkan saya untuk mencukupi kehidupannya. Kalau saya hentikan bisnis percetakan buku juga enggak enak sama mereka. Jadi setelah melihat adanya potensi tas gendong bayi itu, saya jadi tenang, karena mereka bisa tetap ikut kerja sama saya," tutur Husna.

Singkat cerita, menurut Husna, tas selendang bayi buah karyanya ini diminati pasar.

Bahkan, ia sampai kewalahan memenuhi permintaan konsumen.

"Untuk memenuhi permintaan itu, saya libatkan penjahit di sekitar lingkungan tempat indekos. Hasilnya sangat memuaskan, permintaan pasar terus bertambah. Bahkan berkembang tidak hanya tas gendong bayi, tapi ke produksi jenis tas lainnya," kata Husna.

Lama-kelamaan, tas yang diproduksi tidak hanya tas gendong bayi, tetapi berupa tas promosi, tas olahraga, tas seminar, tas cendera mata, tas ransel, tas selempang, tas kantor, tas laptop, tas pakaian, tas wanita, dan jenis tas hadiah atau goodie bag.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com