Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Struktur Bata Kuno di Belakang RS Kota Blitar Diduga Bekas Hunian Bangsawan Era Majapahit

Kompas.com - 27/09/2021, 08:15 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com -  Temuan struktur bata kuno dan pecahan gerabah yang banyak ditemukan tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di belakang RSUD Mardhi Waluyo Kota Blitar, diduga merupakan bekas hunian bangsawan era Kerajaan Majapahit. 

Dugaan itu sekaligus memastikan bahwa temuan itu bukan situs pemujaan atau petirtaan suci seperti dugaan awal. 

Tim BPCB Jatim diketahui telah menggali delapan lubang uji (test pit) sejak 20 September sampai 24 September 2021 dari lokasi titik struktur batu bata kuno pertama kali ditemukan di area persawahan Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan. 

Baca juga: BPCB Jatim Survei Ekskavasi Struktur Bata Kuno di Belakang Rumah Sakit Kota Blitar

"Temuan fragmentaris gerabah paling banyak di 'test pit' pertama," ujar Ketua Tim Survei Nonuk Kristiana, pada hari terakhir survei, Jumat (24/9/2021).

Nonuk menjelaskan, penggalian delapan lubang uji itu merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data arkeologis dengan cepat, termasuk sebagai pertimbangan dalam menilai apakah suatu benda yang terpendam memiliki cukup potensi nilai cagar budaya.

Selama menggali delapan lubang uji ukuran sekitar 1 meter x 2 meter itu, tim yang terdiri dari sembilan orang tersebut menemukan ratusan pecahan gerabah kuno, pecahan mangkok keramik, gandek batu (alat penumbuk), dan lain sebagainya.

Namun tim belum menghitung persis jumlah pecahan gerabah dan keramik yang ditemukan selama kegiatan survei.

Baca juga: Reruntuhan Bangunan Diduga Candi Ditemukan di Bukit Sepi Angin Magetan, BPCB Jatim: 4 Arcanya Hilang

Menurut Nonuk, klasifikasi temuan juga belum dilakukan secara teliti. Namun fragmen gerabah dan keramik hampir seluruhnya merupakan pecahan dari perabotan yang memiliki kegunaan sebagai wadah.

"Pecahan-pecahan gerabah itu merupakan bagian dari jambangan, periuk, pasu, kendi, dan perabot penutup," jelasnya.

Semua temuan itu, kata Nonuk, terbuat dari bahan tanah liat.

Sementara sebagian merupakan gerabah kasar dan yang lainnya tergolong gerabah halus yang dibuat dengan metode pembakaran khusus.

"Perabot dengan fungsi sebagai wadah memang digunakan juga dalam ritus di tempat suci seperti candi dan petirtaan tapi jumlahnya tidak sebanyak ini," tambahnya.

Dugaan bahwa situs itu merupakan kompleks hunian dari masa kuno diperkuat dengan temuan gacuk yang biasa digunakan dalam permainan tradisional gedrik.

Baca juga: Teka-teki Sumber Mata Air Sendang Kuncen yang Ditelusuri BPCB Jatim, Disebut sebagai Tempat Prabu Brawijaya Membuat Keris

Gacuk biasanya terbuat dari batu atau keramik yang berukuran tak terlalu besar. 

Selain itu ada pula gandek batu, alat menumbuk ramuan herbal atau bumbu rempah untuk masakan, meskipun pipisan atau lumpang kecil tidak atau belum ditemukan.

"Kami juga belum menemukan benda yang biasanya ada di candi, seperti lingga yoni atau pun relief," ucap Nonuk.

Gandek, pecahan keramik dan gerabah di lokasi survei penyelamatan sebuah situs batu bata kuno di belakang RSUD Mardhi Waluyo Kota Blitar, Jumat (24/9/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Gandek, pecahan keramik dan gerabah di lokasi survei penyelamatan sebuah situs batu bata kuno di belakang RSUD Mardhi Waluyo Kota Blitar, Jumat (24/9/2021)

Ia mengungkapkan, dua lubang uji yang pertama dan ketiga memberikan informasi penting tentang kemungkinan fungsi dan dimensi dari struktur batu bata kuno itu.

Di lubang uji pertama atau TP-1 yang digali, tim menemukan sudut yang diduga menyerupai struktur pagar.

Sudut di TP-1 diduga adalah sudut barat daya dari pagar yang diduga membentuk satu bidang persegi empat.

"Beruntung kita langsung menemukan satu sudut. Ini kita simpulkan sebagai sudut barat daya karena tidak ada kelanjutan struktur pagar di sisi barat," jelas Nonuk.

Ukuran struktur di TP-1 cukup tebal, yaitu 1,2 meter x 1,6 meter. Sementara ketebalan struktur pagar itu hanya sekitar 32 cm.

Baca juga: Periksa Temuan Struktur Bata dan Jambangan Batu, BPCB Jatim: Pernah Ada Aktivitas Masa Lalu di Sini

"Tebal struktur pada bagian lainnya (pagar) sama dengan ukuran panjang batu bata kuno yang digunakan karena apa yang kita duga sebagai pagar ini disusun dari satu bata kuno yang melintang," jelasnya.

Kemudian di lubang uji ketiga (TP-3) yang berjarak sekitar 5 meter ke arah timur dari TP-1, tim menemukan struktur pilar berukuran tebal hampir dua kali ketebalan struktur pagar yaitu sekitar 60 cm.

"Penebalan di bagian sudut dan pilar jelas dimaksudkan sebagai penguat struktur secara keseluruhan," ujarnya.

Keberadaan pilar juga memperkuat keyakinan tim bahwa struktur batu bata kuno itu merupakan bagian dari bangunan pagar.

Baca juga: BPCB Jatim: 3 Perahu Bekas Kolonial Belanda Terbuat dari Baja

Selama lima hari survei penyelamatan itu, tim BPCB berhasil menyelesaikan penggalian sebanyak empat lubang uji ke arah timur dari TP-1 dengan jarak antar lubang uji kurang lebih lima meter.

Pada setiap lubang uji dari empat lubang uji yang berjajar dari TP-1 ke timur itu ditemukan adanya struktur batu bata kuno.

Fakta itu membuktikan bahwa salah satu sisi struktur pagar itu membujur dengan orientasi barat - timur dengan jarak sekitar 19,7 meter.

Sementara lubang uji yang berhasil digali di sebelah utara dari sudut barat daya di TP-1 berjumlah tiga dengan masing-masing lubang ditemukan bangunan pagar dari batu bata kuno kecuali pada lubang uji terakhir paling utara.

Meski tidak ditemukan struktur dari susunan batu bata, namun di lubang uji paling utara tim mendapati potongan batu bata berserakan.

"Mungkin batu bata berserakan itu berasal dari struktur pagar yang rusak entah karena apa," kata Nonuk.

Jarak antara sudut barat daya yang sudah ditemukan dengan lubang uji paling utara adalah 14,4 meter.

Baca juga: Kementan Sediakan 1.000 Ton Jagung, Peternak di Blitar Masih Tunggu Kepastian Janji Presiden

Dengan demikian, tim memastikan keberadaan struktur diduga pagar sepanjang 19,7 meter dan 14,4 meter yang salah satu ujungnya bertemu di sudut barat daya di TP-1.

Penggalian lubang uji ke arah utara dan ke timur sama-sama belum menemukan sudut, yaitu sudut tenggara dan sudut barat laut sehingga dipastikan struktur pagar yang diandaikan membentuk bidang persegi empat itu memiliki ukuran yang lebih besar lagi.

Potensi Cagar Budaya

Struktur batu bata kuno di belakang RSUD Mardhi Waluyo Kota Blitar diduga konstruksi pagar sebuah hunian, Jumat (24/9/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Struktur batu bata kuno di belakang RSUD Mardhi Waluyo Kota Blitar diduga konstruksi pagar sebuah hunian, Jumat (24/9/2021)

Meskipun data-data arkeologis yang didapatkan belum menjawab pasti jenis bangunan tersebut, namun tim survei BPCB Jatim  memastikan besarnya potensi temuan itu sebagai cagar budaya.

Tim juga belum menemukan data yang dapat menjadi dasar penentuan penanggalan dari struktur batu bata kuno itu.

Temuan pecahan keramik itu diperkirakan merupakan keramik buatan China dari era Dinasti Song (abad 10 - 13).

Jika mengacu pada temuan keramik itu, bisa jadi struktur batu bata kuno itu merupakan peninggalan dari era Majapahit, meskipun periodisasi keramik China kuno tidak serta merta dapat digunakan untuk menentukan penanggalan sebuah situs.

"Keramik dari dinasti apapun di China dapat mulai digunakan di wilayah Blitar di masa lalu sekian puluh atau ratus tahun setelah berakhirnya suatu dinasti," tuturnya.

Baca juga: Sembunyi di Hutan dan Kelaparan, Pemuda yang Bunuh Teman Usai Minum Miras di Blitar Akhirnya Ditangkap

Satu hal yang dapat dipastikan dari temuan pecahan keramik dan temuan lainnya, jika benar struktur batu bata kuno itu adalah pagar sebuah pemukiman, maka pemukiman itu merupakan tempat tinggal kaum bangsawan di masa lalu.

Menurut Nonuk, hasil survei penyelamatan atau survei ekskavasi akan memberikan rekomendasi untuk penyelamatan lanjutan berupa ekskavasi penyelamatan.

"Jika disetujui dan didukung juga oleh Pemerintah Kota Blitar, ekskavasi penyelamatan tahap pertama nanti targetnya adalah menampilkan keseluruhan dari struktur yang kita duga sebagai bangunan pagar," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com