Dalam Pilkada yang digelar pada Desember 2020, Eri Cahyadi-Armuji meraih suara terbanyak dengan perolehan suara sebesar 597.540 atau 56,94 persen, sementara Machfud Arifin-Mujiaman mendulang 451.794 suara atau 43,06 persen.
Eri Cahyadi-Armuji kemudian ditetapkan sebagai pemenang Pilkada oleh KPU Surabaya.
Usai pelantikan, Eri Cahyadi bakal mewujudkan visi-misinya dan berjanji akan memenuhi kewajibannya sebagai Wali Kota Surabaya dengan baik dan adil.
Adapun program yang diprioritaskan adalah membuka lapangan pekerjaan melalui pembinaan dan keterampilan agar setiap KK di Surabaya memiliki penghasilan Rp 7.000.000 dalam sebulan.
Selain itu, memberikan program pendidikan dan kesehatan gratis kepada warga.
Serta, yang menjadi prioritas utama adalah berupaya memulihkan ekonomi demi kesejahteraan rakyat di masa pandemi Covid-19.
Namun, yang paling penting baginya adalah mengatasi penanganan pandemi Covid-19 di Surabaya.
Eri Cahyadi adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Urip Suwondo dan Mas Ayu Esa Aisjah.
Ayah Eri merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kota Surabaya, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Sub Bagian Keuangan dan pension pada 2002.
Eri yang menjadi birokrat pada 2001 menikah dengan Rini Indriyani.
Ia kemudian dengan karuniai dua orang anak yang bernama Alfanana Puteri (2005) dan Rahmat Haidar Pasha (2007).
Eri Cahyadi adalah salah satu dari sekian banyak kepala daerah yang kini aktif di media sosial, yakni Instagram.
Ia menginginkan tidak ada lagi sekat birokrasi antara dirinya dan warga Surabaya.
Dengan demikian, ia juga bisa lebih mudah berkomunikasi dan menjangkau informasi apa pun dari masyarakat.
Melalui media sosial itu, Eri ingin menunjukkan kepada warga tentang program dan kebijakan apa saja yang sudah dan sedang dilakukan sebagai Wali Kota Surabaya.
Ketika ia menerima informasi tentang program maupun kebijakan yang oleh masyarakat dinilai belum sempurna, warga bisa memberikan masukan kepada Eri Cahyadi melalui kolom komentar atau pun direct message.
Baca juga: Soal Nenek Sumirah yang Tak Tersentuh Bantuan Selama Pandemi, Eri Cahyadi: Saya yang Salah
Intinya, Eri tidak ingin lagi ada sekat dengan warga Surabaya.
Ketika tidak ada sekat dengan warga, maka Eri berharap akan ada komunikasi dengan warganya.
Setiap ada keluhan dari masyarakat, Eri bisa langsung memeritahkan pejabat untuk memberi bantuan dan pertolongan kepada warga dalam waktu 1x24 jam.
Apabila ada pejabat yang tidak bisa melaksanakan perintahnya, maka Eri Cahyadi akan turun tangan untuk memberikan solusi kepada warga dan memberikan sanksi kepada pejabat yang tidak mampu menjalankan instruksinya.
Saat kasus seorang nenek bernama Sumirah yang hidup seorang diri di wilayah Sukomanunggal, dan belum terjangkau bantuan sama sekali, melalui Instagramnya Eri meminta maaf langsung.
Dia pun mengingatkan ASN Pemkot Surabaya dan para pejabatnya harus turun memantau warganya.
Nenek Sumirah akhirnya mendapat bantuan dari Pemkot Surabaya.
View this post on Instagram
Sumber: