Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buang Limbah ke Sungai Bengawan Solo, 63 Perusahaan Kena Sanksi

Kompas.com - 10/09/2021, 06:14 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerjunkan tim khusus untuk mengecek pencemaran limbah alkohol ciu di Sungai Bengawan Solo beberapa hari terakhir.

Berdasarkan catatan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, selama setahun terakhir ada sebanyak 63 industri menengah besar yang telah diberikan sanksi administratif karena membuang limbah ke Sungai Bengawan Solo.

Plt Kepala DLHK Provinsi Jawa Tengah Widi Hartanto mengatakan, sejak setahun terakhir pihaknya rutin melakukan pengawasan terhadap industri-industri di sepanjang Sungai Bengawan Solo.

Baca juga: Limbah Ciu Cemari Bengawan Solo, Gibran Bakal Koordinasi dengan Bupati Sukoharjo

Dari patroli rutin yang dilakukan, sejak Agustus 2020 hingga September 2021 tercatat ada 63 industri menengah dan besar yang melanggar ketentuan pengelolaan limbah.

Perusahaan tersebut berada di Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Surakarta, Sragen, Boyolali dan sepanjang anak Sungai Bengawan Solo.

"Industri menegah besar kita awasi. Sudah kita berikan sanksi administratif untuk lakukan perbaikan IPAL. Sampai hari ini sudah dilakukan perbaikan di perusahaan-perusahaan tersebut. Sudah ada yang sampai penegakan hukum juga," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/9/2021).

Kendati demikian, hingga saat ini terdapat 4 perusahaan yang masih nekat mencemari Sungai Bengawan Solo.

"Sampai sekarang tercatat masih ada 4 perusahaan yang masih membandel. Sudah kita laporkan ke KLHK. Sanksinya nanti kita lihat apakah penyelesaian sengketa lingkungan, perdata atau pidana. Tapi kalau sudah ada perbaikan dan tidak lagi menimbulkan pencemaran limbah ke sungai dan memenuhi baku mutu bisa lebih ringan. Kalau masih membandel terus bisa saja ke pidana," ungkapnya.

Widi menjelaskan terkait pencemaran limbah yang terjadi beberapa hari terakhir menyebabkan Sungai Bengawan Solo berwarna keruh.

Dari hasil pemantauan, pencemaran itu memang disebabkan karena limbah industri alkohol ciu di wilayah Sukoharjo yang dibuang langsung ke sungai.

"Warnanya hitam betul. Setelah kami amati dari industri kecil yang memang cukup banyak. Itu industri rumah tangga. Sudah kami berikan pembinaan dan pelatihan misalnya untuk membuat pupuk. Memang ada pembuangan ke sana. Maka ini kita lakukan pembinaan lagi. Mudah-mudahan mulai segera kembali normal," ungkapnya.

Ia menyebut, di sepanjang anak Sungai Bengawan Solo sendiri terdapat sekitar 90 industri kecil rumah tangga.

Pihaknya memberikan pengarahan khusus kepada para pelaku usaha khususnya industri kecil yang masih membuang limbah ke sungai secara langsung.

"Ini sebenarnya relatif yang paling parah baru kejadian 2021. Dari Senin sampai Kamis ini. Kalau yang kemarin-kemarin sudah bisa kita atasi. Maka tim pengawasan kami sudah di lapangan di masing-masing kepala cabang Blora, Solo, Wonogiri sampai Sukoharjo," ujarnya.

Widi mengimbau kepada para pelaku usaha di kawasan Sungai Bengawan Solo untuk tetap menaati persetujuan atau izin lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com