Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Amaq Kangkung Bertahan di Sirkuit Mandalika dengan Rumah Seadanya: Merasa Tak Pernah Jual Tanah

Kompas.com - 04/09/2021, 15:10 WIB
Idham Khalid,
Khairina

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Sambil bersandar di sebuah tiang gazebo, sore itu mata Amaq Kangkung alias Amaq Bengkok (70) menatap tajam tertuju pada lalu lalang alat berat proyek Sirkuit MotoGP Mandalika yang mengerjakan aspal.

Sesekali ia tertunduk dan menghela napas panjang.

Tanah yang ia tempati puluhan tahun kini sudah digunakan sebagai lintasan sirkuit dan ia mengaku belum pernah menjual tanahnya kepada siapa pun, termasuk dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola.

Tampak di depannya terdapat nampan yang berisikan poteng, yang merupakan makanan khas Lombok yang terbuat dari ketan yang difermentasi.

 

Baca juga: Cerita Kakek 75 Tahun Adang Alat Berat Proyek Mandalika, Merasa Tak Pernah Jual 12 Hektar Tanahnya ke ITDC

Di atas tempat ia duduk terdapat gelantungan baju dan celana kotor yang tampak terlihat lusuh.

Suara anjing menggonggong dan ayam yang sedang bertelur menambah suasana riuh bunyi alat berat yang sedang beroperasi.

Bengkok adalah salah satu warga Dusun Ebunut, Desa Kuta Lombok Tengah, yang masih bertahan di area kawasan Sirkuit Mandalika.

Ia tinggal bersama istri dan seorang anak yang masih SD. Sehari –hari ia bekerja sebagai nelayan dan mempunyai hewan ternak sapi.

Akibat dari proyek sirkuit tersebut, rumah yang ia tempati awalnya kini harus tergusur dan terpinggirkan oleh alat berat tidak jauh dari luar pagar sirkuit.

Bengkok bersama istri dan anaknya kini terpaksa tidur di rumah seadanya dengan ukuran sekitar 2 kali 3 meter, yang beratapkan asbes dan ilalang. Di rumahnya terdapat satu kamar, semua perabotan rumah, dapur, dan kamar tidur menjadi satu.

Di atas tempat tidur keluarganya, terlihat panci wajan bergelantungan menghiasi dinding-dinding pagar gedek rumahnya.

Terlihat di samping rumahnya sebuah sepeda berwarna biru milik anaknya terparkir dengan tidak lagi menggunakan busa sadel, melainkan diganti dengan batok kelapa.

Diceritakan Bengkok, ia mempunyai lahan seluas 1,5  hektar. Dia memperoleh warisan tersebut dari seorang ayah bernama Aluh, dan sejak kecil ia bersama sang ayah, ia tidak pernah merasa menjual tanah tersebut.

Dari tanah peninggalan orangtuanya itu, ia biasa menanam kacang-kacangan dan umbi-umbian untuk hidup bersama keluarga.

Kini tanah seluas 1,5 hektar tersebut telah sebagiannya terpakai masuk menjadi lintasan sirkuit, dan sisanya masih di luar pagar tempat sekarang ia tempati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com