Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kampoeng Batara di Tepi Rimba Banyuwangi, Memupuk Rasa Cinta Kampung Halaman dan Kepercayaan Diri

Kompas.com - 24/08/2021, 16:06 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Salah satu anak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Herfan Efendi (15).

Siswa kelas 1 SMK Banyuwangi Jurusan Seni Tari ini masih ingat betul dulunya sangat pemalu.

Ia bahkan akan berlari jika bertemu orang yang bukan dari lingkungan sekitarnya.

"Dulu pemalu, enggak berani sama orang," kata Fendi, Mingu (22/8/2021).

Namun kini kepercayaan dirinya tumbuh. Ia tak akan ragu-ragu lagi jika diminta pentas atau menari di hadapan banyak orang.

Baca juga: Mengenal KRI Golok, Kapal Siluman Buatan Indonesia yang Baru Diluncurkan di Banyuwangi

Menurutnya kepercayaan dirinya mulai tumbuh setelah ia intens bermain dan belajar di Kampoeng Batara sejak 2015 lalu.

Fendi saat itu bersama tiga orang anak tetangganya menjadi yang pertama bergabung dengan Kampoeng Batara. Mereka bermain, belajar bersama hingga bermain musik.

Dulu awal memulai baru beranggotakan empat anak. Tempat yang dipakai yakni mushala yang ada di samping rumahnya.

Mereka mengundang anak-anak lainnya dengan bermain musik dan bergembira dengan permainan tradisional. Seiring waktu, jumlah anak yang ikut makin banyak.

Kini sudah lebih dari 40 anak terlibat aktif dalam kegiatan yang diadakan Kampoeng Batara.

Tempat bermainnya juga makin besar yang dinamai Rumah Bambu.

Baca juga: Terdakwa Berita Hoaks Covid-19 Serang Hakim, PN Banyuwangi: Ini Melecehkan Pengadilan

Kampoeng Batara tak pernah mengajak dan meminta orangtua agar anak-anaknya bergabung. Semua yang terlibat karena kemauan sendiri.

Kampoeng Batara didirikan oleh warga Papring bernama Widie Nurmahmudi (44).

Kampoeng Batara merupakan akronim dari kampung baca taman rimba. Sebab, kampungnya berbatasan langsung dengan hutan. Jarak rumah terakhir dengan hutan kisaran 100 meter.

Idenya sederhana yakni membuat tempat untuk bermain dan belajar anak-anak di sekitar rumahnya.

Tujuan utamanya yakni mengenalkan anak kepada lingkungan, budaya, seni, dan potensi tempat tinggalnya.

"Materi utamanya adalah yang ada di sekitar kita kepada anak-anak, remaja dan orangtua," kata dia.

Baca juga: Terdakwa Hoaks Covid-19 di Banyuwangi Serang Hakim Usai Divonis 3 Tahun Penjara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com