Tumbuhkan rasa cinta pada kampung halaman
Widie mengaku mengalami sendiri kondisi tak tahu apa potensi kampung tempatnya lahir.
Banyak orang, kata Widie, tak mengenal kampung halamannya sama sekali. Misalnya mereka tak tahu potensi dan nama pohon yang ada di sekitarnya.
Di benaknya, dunia di luar kampung sendiri adalah tujuan mencari pendidikan, kerja, dan pengetahuan. Tidak ada kebanggaan sama sekali terhadap kampung sendiri.
"Sehingga yang di kampungnya ditinggalkan. Ketika mereka sudah keluar enggan pulang," katanya.
Padahal, kata Widie, di luar kampung belum tentu menjadi solusi semua kebutuhan. Sebab, jika tahu dan mengenal kampungnya maka bisa peroleh pendidikan hingga ekonomi.
"Dengan di kampung itu bisa jadi ruang untuk belajar hal sekitar. Lalu mengetahui persoalan dan bagaimana menyelesaikannya," katanya.
Baca juga: Sejarah Perang Bayu di Banyuwangi, Perang Paling Kejam yang Dialami Belanda
Di Kampoeng Batara, anak-anak diajari membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Membaca wajib dilakukan selama lima menit sebelum kegiatan.
Lalu berdiskusi. Hal ini menjadi penting untuk memberikan ruang kepada anak-anak untuk menyampaikan pendapatnya.
Sekolah, menurutnya bukan menjadi ruang komando atau anak hanya diminta menerima perintah dan penjelasan. Sekolah harus jadi ruang bagi anak untuk menyampaikan.
"Anak diberi ruang apa yang ingin kamu lakukan, apa yang impikan, apa yang tak disukai. Jangan dipaksakan," katanya.
Menurutnya, dengan berdiskusi dan menyampaikan pendapat membuat anak-anak memupuk kepercayaan dirinya. Ia mengakui dulu anak-anak Papring pemalu.
"Bahkan ada yang menangis kalau ketemu orang baru," katanya.
Sementara secara umum, dulu warga di kampungnya banyak yang malu hanya untuk sekadar mengaku sebagai warga Papring.
Alasannya, Papring dikenal sebagai daerah pelosok dengan jalan rusak dan terletak di pinggir hutan.
Harapannya, melalui pendidikan berbasis adat dan lingkungan, anak-anak bisa merawat tradisi dan menjaga akar budaya.
"Karena salah satu cara membangun bangsa adalah dimulai membangun kampungnya," kata bapak anak satu ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.