Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Javier, Sosok Anak Muda Penerus Legenda Batik Lasem, Ada Doa di Selembar Kain

Kompas.com - 21/08/2021, 10:59 WIB
Rachmawati

Editor

Ada doa dalam selembar kain

Sigit Witjaksono (92) hanya bisa berbaring di tempat tidurnya beberapa bulan sebelum ia meninggal dunia Juni 2021 lalu.

Meski begitu, usahanya tak tidur bersamanya.

Sejumlah pembatik sibuk bekerja di rumah itu, dengan teliti dan hening menggambar titik, lengkung, dan garis di kain berwarna putih.

Di sisi belakang rumah, sejumlah laki-laki muda melorot (melepaskan lilin dari batik) batik. Di samping mereka, batik-batik yang baru jadi digantung.

Baca juga: Penjualan Turun, Perajin Batik Lasem Bertahan Lewat Online

Salah satunya memuat pepatah China.

"Ini yang paling khas, di dalam kain batiknya ada peribahasa atau kata-kata bijak confusius," kata Javier.

"Ini artinya, bila dua hati sedang membara, maka cinta kasih akan kekal abadi.

"Ada juga yang isinya doa-doa, seperti 'usianya setinggi gunung Himalaya, rezekinya seluas Samudera Pasifik."

Baca juga: Mengenal Batik Tiga Negeri Lasem, Batik Multibudaya

Kediaman Sigit di LasemJavier Hartono Kediaman Sigit di Lasem
Koleksi batik lainnya memuat doa "semua keluarga selamat" dan pepatah "di empat penjuru, semua manusia bersahabat".

Menurut peneliti budaya Tionghoa, Agni Malagina, Sigit adalah pelopor batik dengan motif sinografi China.

"Beliau adalah salah satu pionir penggunaan aksara Han atau sinografi yang ada di batik Lasem.

"Sebenarnya sebelum beliau, saya mensinyalir terdapat penggunaan sinografi juga di batik Lasem tapi tidak masif, tidak terkenal. Setelah dibuat Pak Sigit jadi booming," katanya.
sigit

Putri ketiga Sigit, Safitri Rini (47) yang juga ibu dari Javier, mengatakan motif itu ditemukan Sigit ketika usianya sudah di atas 60.

Baca juga: Yuk, Virtual Traveling Jelajah 8 Budaya, dari Lasem hingga Sumba

"Saat itu, usianya sudah nggak produktif lagi, tapi semangatnya masih ada. Papa menemukan tulisan (sinografi) itu sudah di atas usia 60-an," ujarnya.

Karya Sigit memperkaya batik peranakan Lasem, yang populer karena perpaduan motif Tionghoa dan motif Jawa.

Batik peranakan Lasem sendiri telah berkembang selama ratusan tahun, seiring kedatangan orang Tionghoa ke Lasem.

Kota itu telah mencatat produksi batik sejak masa pemerintahan Bhre Lasem I, penguasa Lasem. Saat itu, batik digunakan hanya oleh kaum bangsawan.

Baca juga: Dari Depok sampai Kesengsem Lasem, Kisah Tiga Lulusan FIB UI Berkontribusi ke Masyarakat

Usaha batik Lasem mencapai kejayaan di awal tahun 1.900-an.dok BBC Indonesia Usaha batik Lasem mencapai kejayaan di awal tahun 1.900-an.
Menurut penelitian yang dilakukan Nazala Noor Maulany dan Noor Naelil Masruroh dari Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, momentum perkembangan batik Lasem adalah sekitar abad XIV.

Saat itu, salah seorang anak buah armada laut Cheng Ho, bernama Bi Nang Un, memutuskan menetap di Lasem.

Ia membawa istrinya Na Li Ni dan dua anak mereka.

Istri dan putri Bi Nang Un belajar membatik dari penduduk setempat. Tak hanya belajar, ada juga proses bertukar ilmu.

Baca juga: Batik Tulis dari Lasem Semarang Akan Diboyong ke Belanda

Salah seorang dari anak Bi Nang Un itu juga mengajari perempuan Jawa membatik dengan motif yang lebih beragam.

Interaksi itu yang kemudian menciptakan batik ala Lasem, yang ikonik dengan gambar-gambar seperti burung, kupu-kupu, hingga naga.

Usaha batik Lasem mencapai kejayaan di awal 1900-an, bahkan sampai diekspor ke Singapura, dan terus berkembang hingga tahun 1970-an, sebelum sempat mundur di tahun 1980 hingga 2000-an.

Baca juga: Potret Lasem, Tempat Keberagaman dan Toleransi Terjaga dengan Baik

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com