KULON PROGO, KOMPAS.com – Beragam cara warga menyambut HUT ke-76 Kemerdekaan RI. Salah satu pengusaha batik di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat batik nuansa merah putih seperti bendera berbatik.
Pemilik galeri Banyu Sabrang, Hanang Mintarta (36) di Kalurahan Ngentakrejo, menyebutnya sebagai batik bendera merah putih untuk hiasan di rumah, bisa dipasang di talang atap, maupun talang gapura.
“Agustus pasti selalu bikin ‘bendera’ dari kreasi batik. Kali ini panjang delapan meter,” kata Hanang di rumah produksinya di Ngentakrejo, Rabu (11/8/2021).
Baca juga: Pemilik Batik Danar Hadi Solo Santosa Doellah Meninggal, Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
Hanang juragan sekaligus pembatik kontemporer. Jebolan sekolah seni rupa ini mengawali sejak 2014. Pelanggannya menyukai warna tegas dan agak gelap.
Goresan batiknya abstrak, dikombinasi dengan motif tradisional, sehingga menimbulkan kesan dinamis. Begitu pula dengan batik “bendera” merah putih yang setiap tahun dibikin.
Membuat batik merah putih kali ini dengan cara sederhana dan berlangsung cepat. Ia membuat batik merah putih ini di rumah produksinya di Ngentakrejo.
Diawali dengan membentangkan kain mori putih. Lantas, membuat goresan malam (lilin) menggunakan kuas ukuran 4 inci. Kuas seperti ini biasa dipakai untuk mengecat dinding atau kayu oleh tukang bangunan.
Goresan abstraknya memanjang, lebih banyak meliuk, tak beraturan. Sesekali, Hanang terlihat membiarkan tetesan malam yang agak berlebihan bahkan sering kali sengaja memercik secara serampangan.
Meski begitu, cara ini menciptakan bentuk gelombang memanjang sepanjang kain, berserabut, atau bintik-bintik percikan. Goresan itu nantinya menjadi batas pemisah antara merah dan putih.
"Tidak boleh ada keraguan saat membatik, karena memang tidak bisa diulang," kata Hanang di sela menoreh malam.
Malam kering dengan cepat. Kain segera memasuki proses pewarnaan. Mereka mewarna merah pekat di sisi atas goresan. Sementara yang di bawah gores batik tidak diwarna.
Batik abstrak kali ini memang tanpa improviasi motif tradisional. Hanung tampak mengandalkan perpaduan warna merah dan putih. Kesan menariknya tampak pada pola abstrak batik di pertemuan kedua warna merah dan putih.
Bila bendera sebenarnya terdapat garis tegas lurus antara merah dan putih, kini terkesan lebih dinamis.
Hanang mengatakan, proses berlanjut pada mengeringkan pewarna, dilanjutkan proses merontokkan lilin, lantas dijemur. Kain batik merah putih pun siap dipajang sebagai hiasan yang memperindah berbagai sisi rumah. Kali ini, ia memilih memperindah talang atap gapura dan talang atap rumah.
"Sebenarnya mengaplikasi goresan cipratan malam pada “bendera”. Batik menjadi pemisah antara merah dan puih," kata Hanang.