MALANG, KOMPAS.com - Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, Kota Malang menjadi sorotan pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19 akibat masalah pembaruan data.
Menurutnya, banyak data kasus yang lambat dilaporkan termasuk data kasus kesembuhan pasien Covid-19.
"Jadi kami di updating datanya yang bermasalah," kata Sutiaji di Balai Kota Malang, Selasa (10/8/2021).
Sutiaji mengatakan, pembaruan data oleh petugas terbatas hingga pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Anaknya Gelar Dangdutan Tanpa Prokes Saat PPKM, Kades di Malang Dipanggil Inspektorat
Setelah itu, data sudah tidak bisa dimasukkan lagi sehingga menyebabkan keterlambatan memasukkan data.
"Pukul delapan lebih dua menit sudah tidak masuk," katanya.
Sutiaji mencontohkan, masalah pembaruan data terjadi saat tambahan kasus melonjak, namun angka tambahan kasus di Kota Malang malah nol.
Angka itu bukan berarti menunjukkan bahwa tidak ada tambahan kasus baru di Kota Malang, melainkan karena masalah input data.
"Kemarin pas waktu melonjak-lonjaknya, itu nol kasus baru. Data itu belum masuk," katanya.
Baca juga: Khofifah Sebut Capaian Vaksinasi di Jatim Tertinggi
Selain itu, ada juga data yang sudah dimasukkan namun belum terunggah hingga menyebabkan penambahan melonjak dalam satu hari.
"Ada tambahan sampai jumlahnya 300. Padahal itu sudah dilaporkan beberapa hari yang lalu," katanya.
"Ada yang baru ter-publish padahal sudah sebulan yang lalu (kasusnya). Orangnya sudah banyak yang sembuh. Hal-hal seperti ini yang masih ditemukan di lapangan," imbuhnya.
Sutiaji mengaku sudah mencocokkan data di lapangan dengan mengumpulkan seluruh pihak puskesmas, camat, dan Dinas Kesehatan.
Hasilnya ada ribuan data kesembuhan yang belum masuk dalam laporan data Covid-19.
Padahal angka kesembuhan di Kota Malang diklaim mencapai 90 persen berdasarkan sampling dari tiga kecamatan.
"Pagi tadi saya mengumpulkan seluruh Puskesmas, Pak Camat, Kabid yang ada di Dinas Kesehatan untuk mencocokkan. Ternyata data yang belum terlaporkan berkaitan dengan jumlah kesembuhan, lebih dari 1.000 yang belum terlaporkan," katanya.
Baca juga: Kabupaten Ende Naik PPKM Level 4, Kapolres Diminta Siapkan Ruang Isolasi Terpadu
BOR Masih Tinggi
Kota Malang juga menjadi sorotan karena tingkat keterisian tempat tidur khusus pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan atau BOR (bed occupancy rate) masih tinggi.
Namun, menurut Sutiaji, tingginya BOR disebabkan oleh pasien asal luar Kota Malang.
"BOR kita ditengarai lebih dari 90 atau 85 persen. Sudah saya sampaikan, dari 1.007 tempat tidur yang tersedia di 11 rumah sakit rujukan, itu warga kita Kota Malang yang masuk di rumah sakit tidak lebih dari 300, hanya 280-an," katanya.
Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang, Wali Kota Blitar: Bagaimana Caranya Masyarakat Bantu Turunkan ke Level 3
Diketahui, Malang Raya yang terdiri dari Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang menjadi sorotan pemerintah pusat dan masih menjadi prioritas penanganan Covid-19.
Malang Raya masih melaksanakan PPKM Level 4 yang diperpanjang sampai 16 Agustus mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.