Ia mengatakan, sebagian besar rumah penduduk yang ada di desanya rusak karena gempa, bahkan ada rumah tetangganya yang rata dengan tanah.
Setelah kejadian gempa, satu bulan lebih Zuliatin tinggal di tenda darurat yang didirikan di dekat rumahnya.
"Sebulan lebih itu di tenda. Nggak berani masuk rumah. Karena kan guncangan gempa (susulan) itu masih terasa," Kata Zuliatin.
Ia mengatakan, kerusakan rumahnya masuk kategori sedang. Ia menerima dana sebesar Rp 25 juta untuk rehabilitasi dan rekonstruksi.
Zuliatin mengatakan, saat ini rumahnya sudah diperbaiki dan ditempati oleh keluarganya. Meski demikian, trauma akan guncangan gempa magnitudo 7.0 tahun 2018 silam masih terus terbayang.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar, dan Kalsel 5 Agustus 2021
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat, kerusakan rumah akibat gempa NTB 2018 sebanyak 243.744 unit terdiri dari rusak berat 83.334 unit, rusak sedang 39.316 unit, dan rusak ringan 121.094 unit.
Pemerintah pusat telah menggelontorkan dana siap pakai sebesar Rp 6,3 triliun lebih untuk pembangunan rumah tahan gempa.
Kepala Bidang Rehabilitasi, Rekonstruksi dan Kerja Sama Penanggulangan Bencana BPBD NTB, Ilham Ardiansyah menyebutkan hingga saat ini, progres pembangunan rumah tahan gempa mencapai 90 persen atau 221.062 unit selesai dikerjakan.
Sementara yang masih dalam proses pengerjaan dan perencanaan sebanyak 4.134 unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.