Oleh karena itu, ia mengaku sangat mendukung jika ada terobosan dari Eri Cahyadi yang akan membuat ruang isolasi mandiri atau rumah sehat di tingkat kelurahan.
Sebab, rumah sehat itu pasti akan sangat membantu perawatan warga yang membutuhkan tempat isolasi.
"Mari kita dukung program itu karena itu sangat bermanfaat bagi warga, kita di RW 08 sudah membuktikan sendiri manfaatnya, karena menangani Covid-19 ini memang perlu gotong royong," imbuh dia.
Selain di RW 8 Perum Babatan Pratama, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, RW 5 Wisma Kedung Asem Indah, Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Surabaya juga melakukan hal yang sama.
Di RW ini, Gedung Balai RW dijadikan tempat isolasi mandiri bagi warga yang terpapar Covid-19.
Bahkan, di tempat tersebut juga sudah disiapkan tabung dan peralatan kesehatan lainnya untuk merawat warga yang terpapar Covid-19.
Ketua RW 5 Wisma Kedung Asem Indah, Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Didik Edy Susilo mengatakan, ruang isolasi ini sudah dipersiapkan sejak awal dibentuknya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.
Baca juga: Daftar 23 Tempat Isolasi Mandiri Terpusat di Kabupaten Jombang
Menurutnya, tempat isolasi ini memang harus dipersiapkan sejak dini karena khawatir ada peningkatan kasus Covid-19 dan rumah sakit di Surabaya banyak yang penuh.
"Kalau seperti itu, maka bisa dirawat sementara di tempat isolasi kami yang sudah kita persiapkan. Apalagi kita sudah siapkan oksigen dan peralatan medis lainnya. Jadi, sudah siap untuk dijadikan tempat isolasi," kata Didik.
Ia juga memastikan dalam menangani Covid-19 ini dibutuhkan gotong-royong dan keguyuban warga.
Ia juga bersyukur karena warganya sangat guyub dalam menghadapi berbagai persoalan di wilayahnya, termasuk dalam menangani Covid-19.
"Bahkan, kalau ada warga yang terpapar, kami langsung laporkan ke puskesmas dan langsung dibawa untuk dirawat. Kalau ada yang isolasi juga dibantu makannya oleh warga, jadi benar-benar gotong-royong mengatasi ini," kata dia.
Apalagi, Wali Kota Surabaya telah mengeluarkan instruksi terkait bahaya isolasi mandiri karena bisa menimbulkan klaster keluarga. Sehingga, tempat isolasi mandiri di tingkat kelurahan bisa menjadi solusi.
"Kalau masih ada penolakan, berarti warga itu belum paham dan perlu disadarkan pemikirannya. Memang kita tidak boleh mengedepankan egoisme dalam menghadapi Covid-19 ini, yang harus diutamakan adalah keselamatan warga kita. Jadi, kita mengatasi Covid-19 ini dengan guyub dan gotong- royong," ujarnya.