Salin Artikel

Sejumlah RW di Surabaya Sudah Siapkan Rumah Isolasi Mandiri, Ini Alasannya...

Ruang isolasi mandiri yang terletak di lingkungan mereka biasanya digagas dengan dasar gotong-royong demi melindungi dan menyelamatkan warga.

Alhasil, warga yang terpapar Covid-19 tidak merasa dikucilkan, malah merasa dilindungi oleh warganya sendiri.

Beberapa RW yang sudah sejak lama mempersiapkan ruang isolasi mandiri itu terdapat di RW 8 Perum Babatan Pratama, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya.

Di RW ini, ada sebuah bangunan yang dijadikan posko Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

Posko inilah yang kemudian dijadikan tempat isolasi bagi warga sekitar yang terpapar Covid-19.

"Tempat isolasi ini sudah sejak tahun lalu, dan sudah ada tiga pasien yang dirawat di tempat ini, termasuk salah satu warga yang sampai saat ini masih menjalani isolasi di tempat ini. Itu ada salah satu warga kami yang menjalani isolasi di dalam, sudah sekitar 10 harian," kata Ketua RW 8 Riyan Suhariyadi ketika dikonfirmasi, Selasa (27/7/2021).

Ia mengaku sengaja menjadikan posko itu sebagai tempat isolasi karena akhir-akhir ini rumah sakit banyak yang penuh.

Di sisi lain, beberapa rumah warga itu tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat isolasi, sehingga disediakan rumah isolasi di tempat tersebut.

Selain itu, ia juga mengaku tidak ingin mengucilkan warga terpapar Covid-19.

"Kami tidak ingin warga yang terpapar itu merasa dikucilkan dan merasa dibuang hanya karena terpapar Covid-19," kata dia.

"Bagi kami, siapa pun bisa terkena virus ini, artinya ini bukan aib, sehingga kami bersama-sama merawat warga itu. Bahkan, kami semua memberikan motivasi dan semangat kepada warga yang terpapar itu, dengan cara itu kami berharap imunnya membaik dan segera pulih," tutur dia.

Riyan juga menjelaskan warga yang menjalani isolasi di posko tersebut dikontrol secara berkala oleh dokter yang kebetulan berasal dari warga sendiri dan bersedia menjadi relawan.

Bahkan, untuk makan, warga yang menjalani isolasi itu dibantu warga dengan cara urunan atau donasi.

Donasi itu ditampung secara khusus melalui nomor rekening atas nama RW 08 Pratama Peduli.

Laporan keuangan itu pun dilakukan secara transparan dan diumumkan ke warga.

"Nah, dari donasi yang masuk itu kami belikan makanan tiga kali sehari untuk membantu warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di posko tersebut," kata dia.

"Bahkan, donasi yang terkumpul ini juga kami bagikan dalam bentuk sembako kepada warga sekitar yang membutuhkan, seperti warga yang kena PHK dan sebagainya, setidaknya ada 54 KK yang sudah kami bantu," ujar Riyan.


Oleh karena itu, ia mengaku sangat mendukung jika ada terobosan dari Eri Cahyadi yang akan membuat ruang isolasi mandiri atau rumah sehat di tingkat kelurahan.

Sebab, rumah sehat itu pasti akan sangat membantu perawatan warga yang membutuhkan tempat isolasi.

"Mari kita dukung program itu karena itu sangat bermanfaat bagi warga, kita di RW 08 sudah membuktikan sendiri manfaatnya, karena menangani Covid-19 ini memang perlu gotong royong," imbuh dia.

Selain di RW 8 Perum Babatan Pratama, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, RW 5 Wisma Kedung Asem Indah, Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Surabaya juga melakukan hal yang sama.

Di RW ini, Gedung Balai RW dijadikan tempat isolasi mandiri bagi warga yang terpapar Covid-19.

Bahkan, di tempat tersebut juga sudah disiapkan tabung dan peralatan kesehatan lainnya untuk merawat warga yang terpapar Covid-19.

Ketua RW 5 Wisma Kedung Asem Indah, Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Didik Edy Susilo mengatakan, ruang isolasi ini sudah dipersiapkan sejak awal dibentuknya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

Menurutnya, tempat isolasi ini memang harus dipersiapkan sejak dini karena khawatir ada peningkatan kasus Covid-19 dan rumah sakit di Surabaya banyak yang penuh.

"Kalau seperti itu, maka bisa dirawat sementara di tempat isolasi kami yang sudah kita persiapkan. Apalagi kita sudah siapkan oksigen dan peralatan medis lainnya. Jadi, sudah siap untuk dijadikan tempat isolasi," kata Didik.

Ia juga memastikan dalam menangani Covid-19 ini dibutuhkan gotong-royong dan keguyuban warga.

Ia juga bersyukur karena warganya sangat guyub dalam menghadapi berbagai persoalan di wilayahnya, termasuk dalam menangani Covid-19.

"Bahkan, kalau ada warga yang terpapar, kami langsung laporkan ke puskesmas dan langsung dibawa untuk dirawat. Kalau ada yang isolasi juga dibantu makannya oleh warga, jadi benar-benar gotong-royong mengatasi ini," kata dia.

Apalagi, Wali Kota Surabaya telah mengeluarkan instruksi terkait bahaya isolasi mandiri karena bisa menimbulkan klaster keluarga. Sehingga, tempat isolasi mandiri di tingkat kelurahan bisa menjadi solusi.

"Kalau masih ada penolakan, berarti warga itu belum paham dan perlu disadarkan pemikirannya. Memang kita tidak boleh mengedepankan egoisme dalam menghadapi Covid-19 ini, yang harus diutamakan adalah keselamatan warga kita. Jadi, kita mengatasi Covid-19 ini dengan guyub dan gotong- royong," ujarnya.


Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengapresiasi RW-RW yang sudah berinisiatif dan telah memiliki ruang isolasi untuk warganya.

"Yang betul sebenarnya seperti itu (menyiapkan isolasi di tingkat RW), tapi karena mungkin tidak bisa, makanya saya tarik ke tingkat kelurahan, sehingga isolasi di setiap kelurahan," ucap Eri.

Ia juga menyadari dalam menangani pandemi Covid-19 ini tidak bisa bekerja sendirian, butuh bantuan dan gotong-royong warga Surabaya.

Makanya, ia pun mengajak warga Kota Surabaya untuk bersama-sama melawan Covid-19 ini.

"Kalau kita bersama-sama, insya Allah kita akan bisa melewati ini semua," tutur Eri.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/27/173343778/sejumlah-rw-di-surabaya-sudah-siapkan-rumah-isolasi-mandiri-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke