KOMPAS.com - Danau Sentani tak hanya elok pemandangan alamnya. Tapi banyak seni budaya dan adat istiadat nan eksotik. Salah satunya adalah seni lukis di atas kulit kayu.
Masyarakat Papua, khususnya yang tinggal di Jayapura, pasti mengenal kampung di danau Sentani yang bernama Asei Pulau.
Di kampung yang masuk distrik Sentani Timur itu, sebagian masyarakatnya ahli melukis di atas kulit kayu. Bagi mereka, melukis di atas kulit kayu merupakan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang masyarakat Kampung Asei Pulau.
Baca juga: Khombow, Karya Seni dari Jayapura
Dikutip dari Indonesia.go.id, untuk menuju ke Asei Pulau bisa diakses dengan menggunakan perahu motor dari Danau Sentani, di dermaga Khalkhote, Kampung Harapan Distrik Sentani Timur.
Tapi kalau ingin agak lama dan mau menunggu ombak yang pas, Anda juga bisa mendayung sampan menuju Kampung Asei Pulau.
Kalkote adalah dermaga paling dekat dengan Stadion Lukas Enembe, jarak bisa ditempuh dengan waktu tak lebih dari 10 menit, dengan naik kendaraan dari stadion.
Selain sebagai sentra lukisan kulit kayu, di Kampung Asei juga terdapat situs gereja tua dan peninggalan sejarah Perang Dunia ke-II.
Baca juga: Konser Musik Virtual Natal, Kumpulkan Rp 300 Juta untuk Rumah Baca di Sentani Papua
Sejumlah pelukis mengaku, mereka melukis di atas kulit kayu (khombow) demi mempertahankan budaya warisan nenek moyang. Karena itu corak lukisannya pun tak jauh berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Mereka melukis tidak sembarangan. Tapi seperti melukis motif tertentu yang punya makna dan itu motif warisan leluhur masyarakat Asei.
Khombow merupakan pembungkus tubuh (atau lembar pakaian) yang dipakai oleh nenek moyang masyarakat Asei.
Baca juga: Asal-usul Jayapura, Dulu Diberi Nama Nova Guinea oleh Pelaut yang Singgah di Tahun 1545
Khombow memiliki nilai filosofi yang sangat tinggi bagi orang Sentani, karena pada masa lalu sebagai pakaian khombow hanya digunakan tiga kali dalam kehidupan manusia.
Yakni, pertama, digunakan sebagai pembungkus saat seorang anak lahir. Kedua, digunakan sebagai pakaian pernikahan atau Malo oleh anak perempuan Sentani. Dan ketiga, digunakan sebagai pembungkus jasad saat seseorang meninggal dunia.
Baca juga: Temukan Ukiran Putri Duyung, Arkeolog: Ini Data Baru Tentang Asal-usul Warga Sentani
Ada pula lukisan yang berhubungan dengan aspek religi dan mitologi seperti lukisan Hu dan Yoniki.
Lukisan yang berhubungan dengan aspek sosial ekonomi, seperti Fouw, Kasindale, Isomo dan Kino.
Baca juga: Di Danau Sentani, Misi Kemanusiaan Pilot Perempuan Asal AS Itu Pun Terhenti