Sementara itu, Koordinator Posko Induk Penanganan Pengungsi Yalimo Arman Ponto menyebut, ia dan seluruh pengurus paguyuban nusantara di Wamena telah mendapat informasi jika massa telah membuka palang jalan setelah ditemui Kapolda sejak Senin (5/7/2021) malam.
Setelah mendapat informasi, evakuasi pun dilakukan dengan cepat.
"Kita turunkan sekitar 35 kendaraan, saya sendiri turun ke Elelim ketuk-ketuk rumah warga yang tidak dibakar untuk tanya apa mereka mau ikut ke Wamena apa tidak," kata Arman.
Saat ini, ada 737 orang pengungsi Yalimo di Gedung Tongkonan Wamena.
Mengenai kebutuhan, Arman menyebut selain bahan pokok yang saat ini dibutuhkan adalah keperluan bagi bayi dan balita.
"Bahan pokok pasti kita butuh tapi keperluan bayi ini sekarang kurang sekali," kata dia.
Baca juga: Bahagianya Anak-anak di Bali Ikut Vaksinasi Covid-19, Berharap Sekolah Segera Dibuka
Para pengungsi yang berada di Gedung Tongkonan kini tidur dengan beralaskan terpal atau tikar. Ada sebuah dapur umum yang dibuat swadaya oleh paguyuban nusantara.
Diberitakan sebelumnya, pascaputusan Mahkamah Komstitusi (MK) yang mendiskualifikasi kepesertaan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Yalimo Erdi Dabi-Jhon Wilil, massa membakar beberapa kantor dan kios di Distrik Elelim pada Selasa (29/6/2021).
Sejumlah gedung pemerintah terbakar, di antaranya Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kantor BPMK, Kantor Dinas Perhubungan, Kantor Dinas Kesehatan, Kantor DPRD, Kantor Gakkumdu, dan Bank Papua.
Massa yang diduga pendukung pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil juga menutup akses jalan. Akibat aksi tersebut, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp 324 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.