Salin Artikel

Cerita Pengungsi Kerusuhan Yalimo Diminta Keluar oleh Massa, Saksikan Rukonya Dibakar

Peristiwa tersebut terjadi tiba-tiba setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Erdi Dabi-Jhon Wilil digugurkan dari kepesertaannya dalam Pilkada Yalimo 2020.

Total 34 kantor pemerintahan, 126 rumah kios, empat kendaraan roda empat dan 115 kendaraan roda dua menjadi sasaran amuk massa.

Seperti yang dialami oleh Kardas, seorang warga Yalimo yang rumahnya ikut dibakar massa.

Kardas menceritakan, ia tiba-tiba didatangi massa. Mereka meminta Kardas keluar karena rumah toko (ruko) miliknya itu mau dibakar.

Massa sempat meminta dirinya membawa barang-barang berharga sebelum keluar rumah.

"Mereka datang ke kios saya lalu bilang, 'aduh bapak kayaknya ini kita mau bakar semua, keluar sudah ambil barang-barang berharga', jadi saya bilang kalau begitu bakar sudah baru saya nonton di depan rumah sampai hangus" ujar Kardas yang saat ini mengungsi di Gedung Tongkonan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Selasa (6/7/2021).

Menurut dia, saat itu tidak ada aparat keamanan di lokasi kejadian.

Massa, terang Kardas, tak melakukan kekerasan terhadap warga yang kiosnya dibakar. Kardas bahkan mengenal para pelaku pembakaran.

"Yang bakar kita teman-teman semua," kata Kardas yang berprofesi sebagai pengusaha kayu.

Ia sendiri mengaku trauma dengan insiden itu, sehingga memilih mengungsi ke Wamena.

Namun, Kardas yang telah tinggal dan membuat usaha di Yalimo sejak 2009, berniat kembali ke Elelim saat situasi kondusif.

"Ya mau balik tapi nanti tunggu semua kondusif, tunggu penetapan (bupati dan wakil bupati) dulu," kata dia.


Sama halnya dengan Ilias, warga Yalimo yang kiosnya ikut dibakar massa.

Ilias telah melihat asap mengepul dari kejauhan. Teriakan massa juga terdengar jelas saat insiden itu terjadi.

Merasa situasi tak aman, ia membawa seluruh keluarganya ke Polsek Elelim untuk berlindung.

"Sekarang rumah sudah habis terbakar, waktu kejadian kami lari ke Polsek," kata Ilias yang juga sudah berada di Wamena.

Ilias yang berasal dari Makassar itu akan mengungsi ke Mushala Al-Mustaqim Jibama bersama warga Makassar lainnya.

Sebelum pindah ke tempat pengungsian, ia lebih dulu mengisi data di Gedung Tongkonan Wamena yang menjadi posko induk pengungsi Yalimo.

Kini, sudah ada 1.025 warga Yalimo yang mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Menurut Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang, sudah tidak ada pengungsi di Distrik Elelim karena sebagian besar sudah berada di Wamena.

"Sekarang sudah tidak ada pengungsi, mereka tadi malam berangkat ke Wamena pakai truk dan mobil-mobil strada," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.


Sementara itu, Koordinator Posko Induk Penanganan Pengungsi Yalimo Arman Ponto menyebut, ia dan seluruh pengurus paguyuban nusantara di Wamena telah mendapat informasi jika massa telah membuka palang jalan setelah ditemui Kapolda sejak Senin (5/7/2021) malam.

Setelah mendapat informasi, evakuasi pun dilakukan dengan cepat.

"Kita turunkan sekitar 35 kendaraan, saya sendiri turun ke Elelim ketuk-ketuk rumah warga yang tidak dibakar untuk tanya apa mereka mau ikut ke Wamena apa tidak," kata Arman.

Saat ini, ada 737 orang pengungsi Yalimo di Gedung Tongkonan Wamena.

Mengenai kebutuhan, Arman menyebut selain bahan pokok yang saat ini dibutuhkan adalah keperluan bagi bayi dan balita.

"Bahan pokok pasti kita butuh tapi keperluan bayi ini sekarang kurang sekali," kata dia.

Para pengungsi yang berada di Gedung Tongkonan kini tidur dengan beralaskan terpal atau tikar. Ada sebuah dapur umum yang dibuat swadaya oleh paguyuban nusantara.

Diberitakan sebelumnya, pascaputusan Mahkamah Komstitusi (MK) yang mendiskualifikasi kepesertaan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Yalimo Erdi Dabi-Jhon Wilil, massa membakar beberapa kantor dan kios di Distrik Elelim pada Selasa (29/6/2021).

Sejumlah gedung pemerintah terbakar, di antaranya Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kantor BPMK, Kantor Dinas Perhubungan, Kantor Dinas Kesehatan, Kantor DPRD, Kantor Gakkumdu, dan Bank Papua.

Massa yang diduga pendukung pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil juga menutup akses jalan. Akibat aksi tersebut, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp 324 miliar.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/06/173021378/cerita-pengungsi-kerusuhan-yalimo-diminta-keluar-oleh-massa-saksikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke