Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengungsi Kerusuhan Yalimo Diminta Keluar oleh Massa, Saksikan Rukonya Dibakar

Kompas.com - 06/07/2021, 17:30 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Aksi perusakan yang dilakukan massa pendukung pasangan calon kepala daerah Yalimo, Erdi Dabi-Jhon Wilil, di Distrik Elelim, pada 28 Juni 2021, menyisakan trauma bagi para korban yang kehilangan harta benda.

Peristiwa tersebut terjadi tiba-tiba setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Erdi Dabi-Jhon Wilil digugurkan dari kepesertaannya dalam Pilkada Yalimo 2020.

Total 34 kantor pemerintahan, 126 rumah kios, empat kendaraan roda empat dan 115 kendaraan roda dua menjadi sasaran amuk massa.

Seperti yang dialami oleh Kardas, seorang warga Yalimo yang rumahnya ikut dibakar massa.

Kardas menceritakan, ia tiba-tiba didatangi massa. Mereka meminta Kardas keluar karena rumah toko (ruko) miliknya itu mau dibakar.

Baca juga: 100 Warga di Satu Desa Positif Covid-19, Satgas: Transmisi Lokal, Sebelumnya Ada Acara Kedukaan

Massa sempat meminta dirinya membawa barang-barang berharga sebelum keluar rumah.

"Mereka datang ke kios saya lalu bilang, 'aduh bapak kayaknya ini kita mau bakar semua, keluar sudah ambil barang-barang berharga', jadi saya bilang kalau begitu bakar sudah baru saya nonton di depan rumah sampai hangus" ujar Kardas yang saat ini mengungsi di Gedung Tongkonan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Selasa (6/7/2021).

Menurut dia, saat itu tidak ada aparat keamanan di lokasi kejadian.

Massa pendukung Erdi Dabi-Jhon Wilil tengah mendengar pernyataan Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, yang datang ke Distrik Elelim, Yalimo, Papua, Senin (5/7/2021)KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Massa pendukung Erdi Dabi-Jhon Wilil tengah mendengar pernyataan Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, yang datang ke Distrik Elelim, Yalimo, Papua, Senin (5/7/2021)

Massa, terang Kardas, tak melakukan kekerasan terhadap warga yang kiosnya dibakar. Kardas bahkan mengenal para pelaku pembakaran.

"Yang bakar kita teman-teman semua," kata Kardas yang berprofesi sebagai pengusaha kayu.

Ia sendiri mengaku trauma dengan insiden itu, sehingga memilih mengungsi ke Wamena.

Namun, Kardas yang telah tinggal dan membuat usaha di Yalimo sejak 2009, berniat kembali ke Elelim saat situasi kondusif.

"Ya mau balik tapi nanti tunggu semua kondusif, tunggu penetapan (bupati dan wakil bupati) dulu," kata dia.

 

Sama halnya dengan Ilias, warga Yalimo yang kiosnya ikut dibakar massa.

Ilias telah melihat asap mengepul dari kejauhan. Teriakan massa juga terdengar jelas saat insiden itu terjadi.

Merasa situasi tak aman, ia membawa seluruh keluarganya ke Polsek Elelim untuk berlindung.

"Sekarang rumah sudah habis terbakar, waktu kejadian kami lari ke Polsek," kata Ilias yang juga sudah berada di Wamena.

Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri tengah meninjau lokasi Kantor KPU dan Bawaslu Yalimo yang menjadi salah satu sasaran dari aksi pembakaran yang dilakukan oleh massa pendukung Erdi Dabi-Jhon Wilil yang tidak terima atas putusan MK, Yalimo, Papua, Senin (5/7/2021)KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri tengah meninjau lokasi Kantor KPU dan Bawaslu Yalimo yang menjadi salah satu sasaran dari aksi pembakaran yang dilakukan oleh massa pendukung Erdi Dabi-Jhon Wilil yang tidak terima atas putusan MK, Yalimo, Papua, Senin (5/7/2021)

Ilias yang berasal dari Makassar itu akan mengungsi ke Mushala Al-Mustaqim Jibama bersama warga Makassar lainnya.

Baca juga: Warga Sebut Suhu di Nganjuk Terasa Lebih Dingin, Begini Penjelasan BMKG

Sebelum pindah ke tempat pengungsian, ia lebih dulu mengisi data di Gedung Tongkonan Wamena yang menjadi posko induk pengungsi Yalimo.

Kini, sudah ada 1.025 warga Yalimo yang mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Menurut Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang, sudah tidak ada pengungsi di Distrik Elelim karena sebagian besar sudah berada di Wamena.

"Sekarang sudah tidak ada pengungsi, mereka tadi malam berangkat ke Wamena pakai truk dan mobil-mobil strada," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.

 

Sementara itu, Koordinator Posko Induk Penanganan Pengungsi Yalimo Arman Ponto menyebut, ia dan seluruh pengurus paguyuban nusantara di Wamena telah mendapat informasi jika massa telah membuka palang jalan setelah ditemui Kapolda sejak Senin (5/7/2021) malam.

Setelah mendapat informasi, evakuasi pun dilakukan dengan cepat.

"Kita turunkan sekitar 35 kendaraan, saya sendiri turun ke Elelim ketuk-ketuk rumah warga yang tidak dibakar untuk tanya apa mereka mau ikut ke Wamena apa tidak," kata Arman.

Saat ini, ada 737 orang pengungsi Yalimo di Gedung Tongkonan Wamena.

Suasana Gedung Tongkonan Wamena yang menjadi Posko Induk Pengungsi Yalimo, Jayawijaya, Papua, Selasa (6/7/2021)KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Suasana Gedung Tongkonan Wamena yang menjadi Posko Induk Pengungsi Yalimo, Jayawijaya, Papua, Selasa (6/7/2021)

Mengenai kebutuhan, Arman menyebut selain bahan pokok yang saat ini dibutuhkan adalah keperluan bagi bayi dan balita.

"Bahan pokok pasti kita butuh tapi keperluan bayi ini sekarang kurang sekali," kata dia.

Baca juga: Bahagianya Anak-anak di Bali Ikut Vaksinasi Covid-19, Berharap Sekolah Segera Dibuka

Para pengungsi yang berada di Gedung Tongkonan kini tidur dengan beralaskan terpal atau tikar. Ada sebuah dapur umum yang dibuat swadaya oleh paguyuban nusantara.

Diberitakan sebelumnya, pascaputusan Mahkamah Komstitusi (MK) yang mendiskualifikasi kepesertaan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Yalimo Erdi Dabi-Jhon Wilil, massa membakar beberapa kantor dan kios di Distrik Elelim pada Selasa (29/6/2021).

Sejumlah gedung pemerintah terbakar, di antaranya Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kantor BPMK, Kantor Dinas Perhubungan, Kantor Dinas Kesehatan, Kantor DPRD, Kantor Gakkumdu, dan Bank Papua.

Massa yang diduga pendukung pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil juga menutup akses jalan. Akibat aksi tersebut, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp 324 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Regional
Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com