Perlu waktu lima tahun untuk mengembangkan maket Antasena itu menjadi kendaraan tempur di atas air. Kemenhan menyiapkannya untuk tugas operasi di rawa, laut, sungai, dan pantai (ralasuntai).
Untuk kali pertama, Antasena mencoba berenang meluncur di laut, di perairan Banyuwangi, akhir April 2021.
Peristiwa itu menarik perhatian Popular Mechanics, majalah (elektronik) terbitan Amerika Serikat.
Pada edisi 10 Mei 2021, majalah khusus persenjataan dan kendaraan militer yang terbit sejak 1902 itu mengulas Antasena. Popular Mechanics menyebut Antaena sebagai kendaraan militer hibrid yang unik.
“Ia mengambang seperti perahu dan menembak seperti tank,” tulisnya.
Baca juga: Sudah Bisa Dipesan, Ini Harga Maung Pindad Versi Sipil
Di media tersebut ditulis tak ada produk sejenis di tempat lain.
“Kendaraan itu cocok untuk beroperasi di perairan keruh,”. Artinya hal tersebut cocok dengan penugasan yang bakal diemban Antasena, yakni di rawa, laut, sungai, dan pantai, yang sebagian besar memang perairan yang keruh,
Menurut Popular Machanics, kendaraan hibrid seperti Antasena ini memang cocok dioperasikan di negara kepulauan seperti Indonesia. Antasena punya postur yang pas untuk menghadapi para perompak, teroris yang suka menyandera awak kapal, dan penjahat lainnya yang beroperasi di perairan.
Lebih jauh, tank ini bisa mengejar bila mereka mencoba kabur ke daratan. Tank laut ini bisa membawa 50-60 personel militer bersenjata lengkap.
Baca juga: Spesifikasi Senjata Api SS2-V5 A1 Garapan Pindad untuk Komcad
Panjang badan Antasena 18,7 meter, lebarnya 7,5 meter. Badannya bertumpu pada struktur kapal berlunas ganda (doeble hull).
Desain doble hull itu membuat Antasena bisa meluncur cepat, karena hambatan air dilewatkan di kolong boat di antara dua lunas.
Dengan dua mesin baling-baling, dua kali 1.700 tenaga kuda (HP), plus dua mesin waterjet 2 x 550 HP, Antasena dapat meluncur 74 km per jam. Kecepatan jelajahnya 56 km per jam. Sekali isi solar dapat bergerak sejauh 1.100 km.
Lambung Antasena terbuat dari komposit karbon, material yang kekuatannya 10 kali kekuatan baja, tapi beratnya hanya sepersepuluhnya.
Badannya tak mudah koyak oleh peluru. Karena badannya tak terlalu berat, sarat air (draft) kapal yang masuk ke air hanya 90 cm. Maka, ia dapat diandalkan ketika beroperasi menyusur sungai, rawa, atau perairan dangkal lainnya.
Baca juga: Fokus ke Persenjataan, Pindad Enggan Bikin Bus Listrik