Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Covid-19 dari India Diduga Masuk Jateng Lewat Kiriman Gula, 1 ABK Asal Filipina Meninggal di Cilacap

Kompas.com - 28/05/2021, 05:50 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Varian baru Covid-19 dari India diduga masuk ke Jawa Tengah melalui kiriman gula yang diangkut kapal MV Hilma Bulker.

Kapal tersebut berangkat dari India pada 14 April 2021 dan tiba di Pelabuhan Cilacap pada 25 April 2021.

Saat diperiksa, 14 orang dari 20 ABK di kapal itu positif Covid-19. Bahkan satu ABK yang berinisial DRA kondisinya memburuk hingga harus dirawat di RSUD Cilacap sejak 20 April 2021.

Baca juga: Kontak dengan Nakes RSUD Cilacap, 8 Orang Positif Covid-19

Sayangnya kondisi DRA terus memburuk. Ia dinyatakan meninggal dunia pada 11 Mei 2021.

Dikutip dari VOA Indonesia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan jika seluruh kontak erat korban sudah dilacak.

Diketahui penularan sudah terjadi di lingkungan tenaga kesehatan RSUD Cilacap.

“Dilakukan whole genome sequencing, dan akhirnya semua positif ini varian baru dari India. Dan pada saat mereka dirawat di rumah sakit, di Cilacap, langsung kita tracing kontak erat dan kontak dekat."

Baca juga: 30 Nakes RSUD Cilacap yang Terpapar Covid-19 Telah Sembuh, 18 Masih Diisolasi

"Ternyata, nampaknya varian baru ini masuk ke perawat. Hari ini rumah sakit ditutup dan kita membuat isolasi,” papar Ganjar dalam acara yang diselenggarakan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), Minggu (23/5/2021).

Kepastian varian baru diperoleh dari keteranga Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan.

Hasil pemeriksaan tersebut disampaikan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji pada Sabtu (22/5/2021). Dalam keterangan resminya, disebutkan jika 13 ABK kapal MV HilmaBulker terkonfirmasi positif COVID-19 varian B.1617.2.

Terkait hal tersebut, Direktur Utama RSUD Cilacap, dokter Moch Ichlas Riyanto mengatakan telah memeriksa 179 tenaga kesehatan dan 32 di antaranya diketahui melakukan kontak langsung dengan ketigabelas ABK itu.

Baca juga: Wamenkes Duga Mutasi Corona di Cilacap Menyebar Lebih Cepat, dari 14 Kasus Melonjak Jadi 49

Proses evolusi yang tak bisa dihindari

Ilustrasi pandemic fatigue, pandemi virus corona, pandemi Covid-19Shutterstock/Kentoh Ilustrasi pandemic fatigue, pandemi virus corona, pandemi Covid-19
Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada, Dr Riris Andono Ahmad menyebut, mutasi virus adalah cara dia beradaptasi dengan lingkungan.

Dalam kasus ini, dari sisi manusia upaya virus untuk tetap bertahan hidup memang akan merugikan. Sayangnya proses evolusi tidak dapat dihindari.

Ia menyebut setidaknya sudah ada empat varian baru yakni dari Inggris, Amerika Selatan, Afrika Selatan dan India.

Baca juga: Ada Temuan Covid-19 Varian India, Pemkab Cilacap Belum Mau Terapkan WFH

Kehadiran varian yang terus memperkuat diri ini diyakini akan mengubah skenario pandemi COVID-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com