Junedi mengaku tidak melihat pelaku penembakan, sebab setelah mendengar suara tembakan dia langsung lari menyelamatkan diri.
Dia sempat bersembunyi di salah satu rumah.
Namun karena merasa tidak nyaman akhirnya dia keluar dan bersembunyi di semak-semak dekat rumah penduduk kurang lebih 2 jam.
Dia juga mengaku tidak diculik KKB. Dia hanya menyelamatkan diri pasca penembakan tersebut.
"Waktu petugas jemput korban ini tidak temukan saya. Akhirnya mereka dobrak pintu, dia cari saya tidak ada. Makanya anggota diatas sana pikir saya diculik, padahal saya menyelamatkan diri," tutur Junedi.
Junedi keluar dari persembunyiannya setelah mendengar suara petugas yang mengevakuasi jenazah Yonatan.
Bersama petugas dia kemudian ke Koramil Beoga.
"Karena saya dengar suara pakai bahasa umum (bahasa Indonesia), saya buang suara, dan keluar dari semak-semak, dan kemudian ke Koramil," kata Junedi.
Junedi menuturkan, almarhum Yonatan sudah dua tahun sebagai guru kontrak di SMP Negeri 1 Beoga.
Yonatan meninggalkan seorang istri bernama Dewi Gita Paliling dan dua orang anak yang semuanya berada di Toraja, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Cerita Warga Dihantui Ketakutan terhadap KKB di Distrik Beoga Papua
Rencananya jenazah Yonatan akan dipulangkan ke kampung halamannya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, untuk dimakamkan, pada Minggu (11/4/2021).
"Informasi dari keluarga mau dibawa ke Toraja untuk dimakamkan," ujar Junedi.
Junedi menambahkan, aparat keamanan saat ini masih terus bersiaga di Beoga.
"Kalau situasi disana anggota masih siaga," sebut Junedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.