Salin Artikel

Cerita Kepala SMPN 1 Beoga Lolos dari Penembakan KKB

Junedi menceritakan, dia dan Yonatan tinggal bersama.

Kemudian, pada Jumat (9/4/2021) sore, keduanya pulang ke rumah mengambil terpal untuk membungkus peti jenazah Oktovianus Rayo (40), karena belum dapat dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika.

Oktovianus merupakan guru SD Jambul Distrik Beoga yang ditembak KKB di rumahnya sehari sebelumnya, Kamis (8/4/2021).

"Kami mau ambil terpal untuk bungkus jenazah Oktovianus, karena setelah ditangani pihak medis Puskesmas Beoga, jenazah tidak di formalin dan belum bisa dievakuasi," kata Junedi kepada wartawan di halaman kamar jenazah RSUD Mimika, Sabtu (10/4/2021).

Junedi sendiri ikut mengantar kedua jenazah menggunakan pesawat berbadan kecil dari Distrik Beoga ke Timika, Sabtu siang.

Lanjut Junedi, kemudian saat berada di depan rumah, KKB menembak ke arah keduanya yang sedang berdiri.

Beruntung, dia berhasil menghindar, sementara Yonatan terkena tembakan pada bagian badan.

Yonatan sempat berlari ke arah kiri sekitar 5 meter, tapi kemudian terjatuh.

"Setelah kami pulang, ternyata di depan rumah kami dapat tembakan. Ini (Yonatan) kasian kena. Puji Tuhan saya masih bisa lolos. Saya lari ke sebelah kanan, dan korban ini ke sebelah kiri," ujar Junedi.


Junedi mengaku tidak melihat pelaku penembakan, sebab setelah mendengar suara tembakan dia langsung lari menyelamatkan diri.

Dia sempat bersembunyi di salah satu rumah.

Namun karena merasa tidak nyaman akhirnya dia keluar dan bersembunyi di semak-semak dekat rumah penduduk kurang lebih 2 jam.

Dia juga mengaku tidak diculik KKB. Dia hanya menyelamatkan diri pasca penembakan tersebut.  

"Waktu petugas jemput korban ini tidak temukan saya. Akhirnya mereka dobrak pintu, dia cari saya tidak ada. Makanya anggota diatas sana pikir saya diculik, padahal saya menyelamatkan diri," tutur Junedi.

Junedi keluar dari persembunyiannya setelah mendengar suara petugas yang mengevakuasi jenazah Yonatan.

Bersama petugas dia kemudian ke Koramil Beoga. 

"Karena saya dengar suara pakai bahasa umum (bahasa Indonesia), saya buang suara, dan keluar dari semak-semak, dan kemudian ke Koramil," kata Junedi. 

Junedi menuturkan, almarhum Yonatan sudah dua tahun sebagai guru kontrak di SMP Negeri 1 Beoga.

Yonatan meninggalkan seorang istri bernama Dewi Gita Paliling dan dua orang anak yang semuanya berada di Toraja, Sulawesi Selatan.

Rencananya jenazah Yonatan akan dipulangkan ke kampung halamannya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, untuk dimakamkan, pada Minggu (11/4/2021).

"Informasi dari keluarga mau dibawa ke Toraja untuk dimakamkan," ujar Junedi.

Junedi menambahkan, aparat keamanan saat ini masih terus bersiaga di Beoga.

"Kalau situasi disana anggota masih siaga," sebut Junedi.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/10/210106178/cerita-kepala-smpn-1-beoga-lolos-dari-penembakan-kkb

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke